Kembali
image
Keislaman

Memuliakan Guru Ngaji Al-Quran

3 tahun yang lalu ● Dibaca 926x

Firman Allah Swt yang berbunyi: “Sesungguhnya kami yang menurunkan Alquran dan Kami yang menjagannya” di surat Al Hijr ayat 9 amat menarik untuk kita simak.

Di dalam kalimat tersebut, Allah tidak menggunakan kata ”Saya” sehingga menjadi ”Sesungguhnya Saya yang menurunkan Alquran dan Saya yang menjaganya”. Menurut aturan umum tata bahasa, penggunaan kata ”Kami” memiliki makna jamak atau ”kami diperuntukkan jika subyeknya tidak satu pihak, tidak satu orang”. Padahal, kenyataanya yang menurunkan Alquran adalah Allah dan yang menjaga Alquran adalah Allah.

Quraish Shihab dalam tafsir Al Misbah volume 6 halaman 421 menafsirkan kalimat dalam ayat tersebut sebagai berikut. ”Dan sesungguhnya Kami juga bersama semua kaum muslimin benar-benar baginya, yakni bagi Alquran adalah yang akan menjadi para pemelihara otentisitas dan kekekalannya”.

Allah menggunakan kata jamak Kami. ”Bentuk jamak yang digunakan ayat ini yang menunjuk Allah SWT, baik pada kalimat nahnu nazzalnaa (Kami menurunkan) maupun dalam hal pemeliharaan Alquran, mengisyaratkan adanya keterlibatan selain Allah SWT, yakni Malaikat Jibril alaihissalam dalam menurunkannya dan kaum muslimin dalam hal pemeliharaannya.

Memang tidak ada wahyu yang berupa ayat Alquran yang tidak dibawa oleh Malaikat Jibril alaihissalam (QS. Assyu’araa’ 26 : 193-194).

Kaum muslimin juga ikut memelihara otentisitas Alquran melalui banyak cara, baik dengan menghafalnya, menulis, dan membukukannya. Karena itu, bila ada yang salah dalam menafsirkan makna Alquran ataupun terjadi kesalahan yang tidak dapat ditoleransi atau ada yang keliru dalam membacanya, maka akan tampil sekian banyak orang yang meluruskan kesalahan dan kekeliruan itu. Apa yang dilakukan manusia itu tidak terlepas dari taufik dan bantuan Allah SWT guna pemeliharaan kitab suci umat Islam ini.

Di sisi lain, para ulama menggarisbawahi perbedaan antara Alquran dan kitab suci yang lalu dari segi pemeliharaan otentisitasnya. Yang ditugaskan memelihara kitab suci yang lalu adalah para penganutnya saja (lihat QS Al Maidah ayat 44). Selanjutnya, karena para penganut kitab suci itu lengah dan tidak melaksanakan tugas itu dengan baik, kitab-kitab suci tersebut hilang atau berubah dengan penambahan, pengurangan, dan pemutarbalikan.

Adapun Alquran, karena Allah SWT yang secara langsung menegaskan bahwa Dia terlibat dalam pemeliharaannya, insyaallah Alquran akan langgeng tanpa perubahan sedikit pun. Sejak dulu hingga sekarang, banyak orang bahkan anak-anak sebelum dewasa telah mampu membaca dengan baik dan menghafalkannya. Ini otomatis merupakan adanya pemeliharaan otentisitas Alquran yang sangat efektif.

Dari keterangan tersebut, dapat kita pahami bahwa kaum muslimin, termasuk guru Alquran, memiliki posisi yang amat penting dalam pemeliharaan otentitas Alquran. Terdapat isyarat dalam sabda Nabi yang mengatakan bahwa ”Sebaik-baik kalian adalah yang mau belajar Alquran dan mengajarkannya”.

SAHABT JUGA BISA MEMULIAKAN GURU NGAJI ALQURAN DENGAN MEMBERIKAN SEDIKIT INSENTIF, MELALUI TABUNGAMAL.ID

Dari hadis yang lain, beliau mengatakan bahwa Allah memudahkan orang-orang yang menuntun ke jalan kebaikan dan kebenaran, insyaallah guru Alquran termasuk yang memiliki peluang dalam area ini. Maka, sudah sangat tepat arah program Nurul Falah, yaitu memperbanyak pembinaan guru Alquran. Sebab, dengan program tersebut, kita ikut memelihara Alquran. Diharapkan tunas-tunas bangsa ini mampu membaca

Alquran dengan benar (tartil). Tanpa pembinaan guru-guru Alquran dikhawatirkan berimbas terhadap rendahnya kemampuan anak-anak dan masyarakat di dalam membaca Al Quran. Mari terus kita rapatkan barisan untuk bersama menyambut program pembinaan dan pemeliharaan guru Alquran. Semoga menjadi amal jariyah kita semua.