Bantu Biaya Keberangkatan Studi Luar Negeri Santri Yatim Dhuafa Ke Damaskus Syam

Bantu-Biaya-Keberangkatan-Studi-Luar-Negeri-Santri-Yatim-Dhuafa-Ke-Damaskus-Syam1634023251.jpg


39 hr tersisa
Rp. 10.000 Dari Rp. 59.000.0000%

BANTU SANTRI YATIM DHUAFA SEKOLAH KE LUAR NEGERI

Disadur dari tulisan tangan ananda Marzuki, 30 Juli 2021:

Namaku Marzuki, pemberian ayahku, tapi ibu ingin aku dipanggil Akam. Aku adalah seorang anak laki-laki dari dua bersaudara, aku memiliki seorang kakak perempuan lebih tua 5 tahun diatasku. Sejak kecil, aku sudah ditinggal oleh ayah, saat akan pergi pulang ke Aceh, beliau berkata: "Nak tolong jaga ibu ya!", dan disaat itulah aku mulai merasa kesepian. Ibu setiap harinya menangis karena ditinggal ayah pergi, awalnya ibu lincah, berdagang, memasak, bekerja, tiba-tiba ibu menjadi sosok yang pendiam, sering termenung, tidak pernah bercerita riang gembira lagi, tidak pernah marah seperti ibu-ibu pada umumnya, tidak lincah lagi bekerja, bahkan susah makan hingga hari ini. Sebelum ayah pergi aku sering mendengar keributan antara ayah dan ibu, mungkin karena ayah menjual benda yang ayah ibu miliki hasil mencari selama bersama ibu, tanah, kebun, dan membawa uang hasil penjualan untuk bekal pulang ke kampung halaman ayah di Aceh. Apapun yang terjadi antara ayah dan ibu, aku tidak tahu apa-apa, rasa cintaku pada mereka tak berkurang sedikitpun. Mereka tetaplah orang tua terbaik yang sangat aku banggakan dan aku cintai sepenuh jiwa. 

Hari-hariku pun menjadi suram sehingga diriku pun tidak terkontrol orang tuaku, setiap harinya aku sering bermain di laut bersama teman-temanku, dan disitulah hidupku menjadi tidak jelas, tidak tahu siang tidak tahu malam kerjaanku hanya bermain keliling kampung, setiap pulang kerumah aku hanya untuk makan dan meminta uang jajan.

Hari-hari berlalu, aku mulai sadar umurku makin hari makin bertambah dan aku berusaha tidak ingin meminta uang jajan lagi. Mulai kelas 2 SD aku mencoba jualan es disekolahku, teringat dulu orang tuaku pedagang, ayah ibu berjualan menggunakan gerobak di dekat pelabuhan Topang, kampungku, kepulauan Meranti-Riau.

Waktupun berjalan cepat, umurku menginjak 12 tahun, aku mulai bekerja, sepulang sekolah aku ikut saudara sepupu memanen kelapa atau bertani di kebun bersama ibu, hingga aku berumur 15 tahun dan aku pun mulai dewasa. Disaat itu aku mulai bingung tamat dari SMP aku mau kemana ya!? Setelah beberapa hari kemudian aku mendaftar sekolah di MA Syarif Hidayatullah, tapi gurunya jarang ada, seminggu hanya beberapa kali saja ada guru. Sepulang sekolah aku masih saja suka bermain, keluar masuk hutan, tapi terkadang aku juga membantu ibu menoreh karet milik orang tempat ibu bekerja. Hari-hariku sibuk bermain HP, bermain game bersama teman-teman dari pagi hingga malam.

1 bulan duduk di kelas 1 MA, kakak mengabarkan agar aku ikut pindah sekolah di salah satu Pesantren di Siak, yaitu Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Hubbu. Dengan sedikit persiapan, hanya membawa berkas-berkas pindah sekolah seadanya dulu, aku berangkat ke Siak. Aku sangat bersyukur bisa sekolah diluar kota dan sangat-sangat bersyukur bisa dipertemukan oleh Allah dengan ustadz Sutan dan ustadzah Maga yang sudi menerimaku sebagai santri pertama di Pesantren Al-Hubbu, dari aku tidak bisa mengaji, tidak punya hafalan, sehingga hari ini aku bisa mengaji dan alhamdulillah hafalanku menuju mutqin 5 Juz, ilmu agama dengan kitab-kitab langsung dari KMI Gontor beberapa sudah khatam aku pelajari.

Aku sangatlah bersyukur setiap harinya hidupku diiringi dengan ayat-ayat suci Al-Qur'an, diiringi dengan penanaman ilmu Agama, walaupun tak jarang aku diganggu Syetan, kadang aku lelah mengaji terus, kadang aku lelah belajar agama terus, tapi karena kesabaran yang diajarkan di Pondok, lama-lama aku mengerti betapa Allah sangat menyayangiku, di saat teman-temanku tidak sholat Tahajjud, tidak sholat 5 waktu berjamaah, tidak sholat ba'diyah qobliyah, tidak sholat Isyraq, tidak sholat Dluha dan tidak sholat Hajat sebelum tidur, aku selalu dipaksa mengerjakannya, mengikuti kewajiban yang ada di Pesantren. Kadang rasa penat timbul dengan kedisiplinan Pondok, tapi Allah selalu menghiburku dengan cara Allah di saat iman sedang lemah. Alhamdulillah Allah selalu menyelamatkanku dari godaan Syetan yang sering membisikkan agar aku tidak betah di Pesantren. Alhamdulillah hingga hari ini aku mulai bisa melihat apa tujuan hidupku di hari depan. Aku berlindung kepada Allah dari godaan Syetan yang terkutuk, yang selalu membisikan kelemahan jika kita bersama kebaikan.

Lindungi dan kuatkan iman kami ya Allah, insya Allah aku akan istiqomah dalam belajar agama Islam di Pesantren dan mengabdikan diriku di Pesantren Al-Hubbu, Siak, sepulang dari Damaskus dalam membantu agama Allah, aku ingin mengabdi di Siak dan Topang, Riau dan Indonesia pada umumnya dalam menyelamatkan generasi, menjadi pendamping dan pembantu umat Islam seumur hidupku. Insya Allah... Amin ya Allah...

Jika Allah tidak mempertemukanku dengan Pesantren Al Hubbu, mungkin aku sekarang ini sedang bekerja, bekerja hanya untuk membeli rokok dan kesenangan hidup, tetapi Allah mentakdirkanku agar tidak merokok dan dibimbing untuk menjadi seorang penghafal Al-Qur'an, menjalankan ibadah dan meninggalkan larangan agama Islam, agar menjadi orang beruntung di dunia dan di akhirat melalui bimbingan semua ustadz dan ustadzah-ustadzah. 

Segala Puji bagi Allah, dengan syukur yang tiada tara, saat ini aku diberi hadiah oleh Allah, aku diutus dari Pesantren Al-Hubbu untuk pergi keluar negeri yaitu ke Negeri Damaskus, Syam, untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi. Aku tidak pernah menyangka bisa mendapatkan beasiswa sekolah ke Luar Negeri. Aku kecil di kampung Topang, jauh dari kota, menuju ke perkantoran saja harus menyeberangi lautan, seperti saat kakak akan menikah dengan abang Iparku asal Bungaraya, Siak, April 2020 lalu, kami harus ke Tanjung Samak, menyeberang menggunakan _speed_, karena letak kantor KUA jauh disana. Ternyata Allah melihatku, Allah punya maksud besar pada diriku. Allah selalu inginkan kebaikan pada setiap hamba-Nya. Terimakasih ya Allah atas kasih sayang-Mu kepadaku yang lemah dan tak berdaya ini.

Saat mendengar kabar bahagia bahwa aku akan sekolah ke Timur Tengah, Allah mengujiku dengan mendatangkan musibah kematian, 10 Juli 2021 pagi hari, ayah berpulang ke Rahmatullah, di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Besar setelah sempat dirawat kurang lebih 2 Minggu, beliau sudah sejak lama keluar masuk rumah sakit karena sakit Liver. Semoga menjadi penggugur dosa-dosa ayah asbab ujian sakit ini, semoga Allah menerima amal sholeh beliau, ayah bernama Adliansyah. Hadiah Al-Fatihah dan doa setiap saat untuk beliau. Semoga aku bisa memberikan amal jariyah buat ayah ibu di dunia dan bisa meberikan syafaat kepada kedua orang tuaku. Amin. 

Jika Allah memberikan rizki lebih, insya Allah sebelum berangkat ke Syam, aku berniat mengajak ibu dan kakak untuk ziarah ke makam ayah dan menyambung shilaturrahim kepada keluarga ayah di Aceh. Insya Allah.

Aku ingin maju, aku ingin menjadi orang yang dihargai di hari depan, aku ingin mengangkat derajat keluarga di dunia dan di akhirat, aku ingin membantu agama Allah, aku ingin menyelamatkan generasi-generasi Islam, aku ingin membalas kebaikan ustadz dan ustadzah dengan berbuat baik kepada siapa saja, seperti nasihat ustadz: 

"Selalulah menjadi Penggerak, Penggerak Sholat, Penggerak Belajar, Penggerak Kerja Bakti, dll". 

Seperti nasihat ustadzah:

"Dimanapun Akam berada, selalulah berbuat baik. Jadikan Perbuatan Baik sebagai landasan menjalani kehidupan. Jika masih merasa kurang beramal baik, coba cari lagi kegiatan yang bisa mempermudah kita berbuat baik. Jika sudah demikian, maka kebaikan-kebaikan akan mengiringi kita. Akam disayang, maka Akam wajib menyayangi. Jika ada orang yang berbuat baik kepada kita, itu tandanya kita harus berbuat baik kepada lebih banyak orang lagi, begitu seterusnya".

*Marzuki bin Adliansyah*

Lahir: Topang, 24 November 2004

Santri KMI Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Hubbu, Siak Sri Indrapura. Riau-Indonesia

Berita Terkait

Tata Cara Donasi

1. Klik Donasi
2. Masukan nominal donasi dan data diri
3. Pilih Bank (Metode Pembayaran)
4. Transfer sesuai nominal
5. Donasi anda selesai

Masuk/Daftar