Kembali
image
Keislaman

Selalu Ingat Allah SWT di Setiap Langkah

2 hari yang lalu ● Dibaca 130x

Pernahkah Anda merasa langkah terasa berat dan tujuan seakan menjauh dari jangkauan? Mungkin ada satu elemen kunci yang terlupa, yaitu menghadirkan Allah SWT dalam setiap tarikan napas dan langkah yang kita ambil.

Mengingat Allah SWT, atau yang lebih dikenal dengan dzikrullah, bukanlah sekadar rutinitas lisan. Ia adalah sebuah kesadaran penuh yang menjadi kompas bagi kehidupan, memastikan setiap tindakan kita berlabuh pada kebaikan dan menjauh dari keburukan. Ketika hati dan pikiran senantiasa terhubung dengan-Nya, jalan yang kita tempuh akan senantiasa dinaungi keberkahan, baik di dunia yang fana ini maupun di akhirat yang kekal.

Mengingat Allah: Benteng dari Perbuatan Buruk

Dalam hiruk pikuk kehidupan, godaan untuk melakukan perbuatan yang tidak baik kerap kali datang menyapa. Entah itu bisikan untuk berbohong demi keuntungan sesaat, maupun dorongan untuk menuruti amarah yang memuncak.

Di sinilah peran penting mengingat Allah SWT sebagai perisai utama. Ketika kesadaran kita penuh bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar, secara otomatis akan muncul rasa takut untuk melanggar perintah-Nya. Kita menjadi lebih waspada dalam bertindak, karena kita tahu setiap gerak-gerik kita akan dimintai pertanggungjawaban.

Rasa takut ini bukanlah takut yang melemahkan, melainkan takut yang mendatangkan kemuliaan. Ia mendorong kita untuk memilih kejujuran alih-alih kecurangan, memilih kesabaran alih-alih kemarahan, dan memilih ketaatan alih-alih kemaksiatan. Hati yang selalu terikat pada Allah akan menemukan ketenangan, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an:

ٱلَّذِينَءَامَنُوا۟وَتَطْمَئِنُّقُلُوبُهُمبِذِكْرِٱللَّهِۗأَلَابِذِكْرِٱللَّهِتَطْمَئِنُّٱلْقُلُوبُ

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28).

Ayat ini menegaskan bahwa ketenteraman sejati hanya bisa diraih dengan mengingat Sang Pencipta. Hati yang tenteram inilah yang menjadi fondasi kuat untuk menolak segala bentuk keburukan dan konsisten dalam kebaikan.

Setiap Langkah Menjadi Berkah dan Bernilai Ibadah

Seringkali kita memisahkan antara aktivitas duniawi seperti bekerja, belajar, atau berinteraksi sosial dengan aktivitas ibadah. Padahal, Islam mengajarkan bahwa seluruh aspek kehidupan bisa bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Kuncinya terletak pada niat dan kesadaran untuk selalu mengingat-Nya. Ketika seorang pedagang berniat mencari rezeki yang halal untuk menafkahi keluarga karena Allah, maka setiap transaksi jual belinya adalah ibadah. Ketika seorang pelajar belajar dengan tekun agar ilmunya bermanfaat bagi umat, maka waktu belajarnya dicatat sebagai pahala.

Semua ini berlandaskan pada sebuah hadis fundamental yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَاالأَعْمَالُبِالنِّيَّاتِ،وَإِنَّمَالِكُلِّامْرِئٍمَانَوَى

Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini membuka pintu keberkahan yang sangat luas. Dengan meluruskan niat dan senantiasa mengingat Allah dalam setiap langkah, aktivitas yang tadinya terasa biasa dan melelahkan, kini berubah menjadi ladang pahala yang tak terputus. Bekerja bukan lagi sekadar mencari uang, tapi menjadi wujud syukur dan ketaatan.

Kunci Meraih Ketenangan dan Kebahagiaan Hakiki

Dunia ini penuh dengan ketidakpastian; ada kalanya kita berada di puncak kesuksesan, namun tak jarang kita diuji dengan kegagalan dan kesulitan. Jika kebahagiaan kita hanya bersandar pada materi dan pencapaian duniawi, tentu kita akan mudah terombang-ambing.

Di sinilah letak kekuatan mengingat Allah sebagai sumber kebahagiaan yang hakiki dan abadi. Dengan dzikrullah, kita menanamkan keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas izin-Nya dan pasti mengandung hikmah.

Saat mendapat nikmat, lisan dan hati kita akan ringan untuk bersyukur (mengucap Alhamdulillah). Sebaliknya, saat ditimpa musibah, kita akan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada-Nya (mengucap Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un), karena kita yakin pertolongan Allah begitu dekat.

Ketenangan batin ini adalah kekayaan yang tak ternilai harganya. Ia membuat kita tidak sombong saat berhasil dan tidak putus asa saat gagal. Inilah fondasi kehidupan yang kokoh, yang membuat setiap langkah terasa lebih ringan dan penuh optimisme, karena kita berjalan bersama Dia yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Mengingat Allah SWT di setiap langkah bukanlah sebuah beban, melainkan kebutuhan jiwa. Ia adalah benteng yang melindungi kita dari keburukan, kunci yang mengubah aktivitas duniawi menjadi ibadah bernilai tinggi, serta sumber ketenangan dan kebahagiaan sejati.

Mari kita biasakan untuk membasahi lisan dan hati kita dengan asma-Nya. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti mengucap Bismillah sebelum beraktivitas dan Alhamdulillah setelahnya. Dengan menjadikan dzikrullah sebagai sahabat setia, insyaAllah setiap langkah kita akan selalu berada dalam naungan rida dan keberkahan dari Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Selalu Ingat Allah SWT di Setiap Langkah