Kembali
image
Keislaman

Ruang Untuk Bertumbuh

2 tahun yang lalu ● Dibaca 150x

Suatu ketika seorang kawan bertanya pada kawan sekantornya, tugasnya di unit yang berbeda, “Kamu kok bisa ngetim sama dia?” ucapnya penuh rasa ingin tahu. 

“Emang kenapa?” jawab sang kawan. 

“Saya melihat kamu sangat berbeda, bahkan bertolak belakang sifat dan kebiasaanmu dengan partnermu, tetapi kamu bisa enjoy dan hasil kerjamu sering dipuji sama bos?” ungkapnya penuh keheranan. 

Teman kerja memang sangat berpengaruh terhadap kinerja yang dicapai karena dukungan dan peran serta teman kerja berkontribusi dalam menentukan hasil pekerjaan yang dilakukan. Sebagaimana Ronaldo striker hebat sangat dipengaruhi oleh pemain sayap dan lini tengah, bahkan para pemain belakang termasuk kiper, mereka semua berperan untuk memenangi pertandingan. Seratus gol yang dilesakkan Ronaldo pada gawang lawan tidak akan memenangkan pertandingan jika lawan memasukkan seratus satu gol ke gawang Ronaldo karena barisan belakang lemah kontribusinya.

Teman kerja layaknya pasangan hidup dalam berumah tangga, satu sama lain saling berkontribusi, sekecil apapun kontribusi yang diberikan nilainya sangat berharga, memberikan dampak terhadap membangun kebersamaan dalam bekerja. 

Tidak sedikit pula, teman kerja justru menjadi sumber fitnah yang menyebabkan terjadinya masalah yang ruwet, bahkan berujung pada permusuhan. Sehingga sepanjang hidup dipenuhi pikiran untuk melakukan intrik dan kejahatan terhadap sesama rekan kerja. 

Bila hidup seseorang sudah berada dalam kondisi demikian, kesulitan demi kesulitan, kesedihan demi kesedihan akan terus menghampiri hari-hari yang dilalui, seolah neraka telah datang mendahului sebelum ajal mendatangi. Tidak ada kenikmatan dalam hidup jika pikiran dan perasaan dipenuhi nafsu untuk menjatuhkan orang lain. 

Karena itu, kesediaan untuk menerima dan memahami menjadi ikhtiar penting dalam memperoleh kenikmatan dalam membangun pertemanan.

Menerima berarti menyediakan “ruang” dalam diri kita atas kehadiran orang lain. Menerima, lawan kata dari Menolak, artinya tidak mempersoalkan apa yang dibawanya, sifat dan karakter yang telah dimiliki sebelumnya, segenap perbedaan bahkan mungkin pertentangan yang dibawanya diterima sebagai bagian utuh dari kepribadiannya. 

Sementara memahami artinya memiliki pengetahuan dan pengertian yang utuh terhadap sifat dan karakter yang dibawanya, baik yang cocok maupun yang berbeda. Satu pandangan yang dianut adalah tidak ada sesuatu terjadi bermula tanpa asal dan berakhir tanpa ujung. 

Maka pertanyaan “mengapa” dan “untuk apa” terhadap perbedaan sifat dan karakter yang dibawa seseorang, akan menahan untuk tergesa- gesa memberi vonis atau label pada orang lain karena belum tahu asalnya dan belum sampai pada ujungnya. Jika memahami asal usulnya, maka akan mendorong munculnya rasa peduli dan belas kasih, sementara dengan memahami tujuannya akan mendorong kita memberi dukungan.

Allah SWT menciptakan setiap manusia dengan sifat bawaan yang berbeda-beda, justru dengan perbedaan tersebut menjadikan pergaulan menjadi dinamis dan penuh warna, bisa saling bertukar kelebihan dan belajar dari kekurangan masing-masing. Hanya akan menjumpai kesia-siaan apabila menuntut orang lain memiliki kesamaan dan kecocokan dalam segala hal dengan diri kita. Wallahu a’lam bisshowab

Penulis : Ustaz. H. Mim Saiful Hadi, M. Pd

Ruang Untuk Bertumbuh