
Puasa Kok Mageran, Rugi Dong
Dalam berpuasa, kita harus menjaga diri dari makan dan minum, dan kita harus menjaga diri dari menganggap diri sendiri untuk tidak memiliki sifat mager. Kita harus berusaha untuk menjaga diri dari sifat mager, karena puasa adalah suatu kepercayaan dan kita harus berusaha untuk menjaga diri dari sifat mager. Seperti yang telah di jelaskan pada Hadist dibawah ini mengenai manfaat berpuasa.
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
"Puasa dan Al-Quran itu akan memberikan syafa'at kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak. Puasa akan berkata, "Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafa'at kepadanya." Dan Al Qur'an pula berkata, "Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa'at kepadanya." Beliau bersabda, "Maka syafa'at keduanya diperkenankan." (HR Ahmad)
Perasaan mager dan bosan memang menjadi virus utama orang yang berpuasa. Virus ini merupakan tantangan tersulit bagi orang yang berpuasa. Keadaan ini seringkali membuat masyarakat enggan untuk mengikuti kegiatan keagamaan masyarakat seperti mengaji, menghadiri pertemuan taklim dan shalat taraweh. Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir bin Ali bin Husain bin Ali Bin Abi Thalib R.A. berpesan "Wahai anakku, hindarilah sifat mager dan bosan, karena keduanya kunci keburukan. Sesungguhnya jika engkau mager, tidak akan banyak melaksanakan kewajiban. Jika engkau bosan, tak akan tahan dalam menunaikan kewajiban.”
Perlu diketahuai sebenarnya bahwa sifat mager itu sangat dicela dalam Islam dan tidak baik untuk dipelihara. Ajaran Islam menasihati umatnya untuk menghindari perbuatan mager. Hal ini sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Imam Ali AS: “Seseorang yang mager hingga berlebihan maka akan menjadi lemah dan ia akan menghancurkan kehidupannya, dan akibatnya, akan mengarah kepada dosa dan ketidaktaatan kepada Allah SWT.”
Sifat mager sangat berdampak pada keadaan jiwa setiap manusia, sebagaimana sabda Muhammad Rasulullah SAW: “Apabila seorang hamba bangun malam, kemudian berdzikir kepada Allah, terlepaslah satu ikatan. Apabila dia berwudhu, terlepaslah satu ikatan lagi. Jika dia shalat, maka akan terlepas seluruh ikatan. Maka pagi harinya jiwanya akan semangat dan bagus. Jika tidak bangun (malam), jadilah jiwanya jelek dan mager.” (HR Bukhari).
Oleh karena itu, setidaknya ada tiga cara menghindari sifat mager yang diajarkan Rasulullah, yaitu memperbanyak shalat, melawan bisikan setan, dan memperbanyak ilmu atau pengetahuan.
1. Doa
Doa adalah senjata umat Islam yang paling ampuh, karena merupakan salah satu bentuk pengabdian diri kita kepada Allah SWT. Doa adalah obat mujarab untuk menyembuhkan jiwa orang beriman yang terjangkit mager. Namun syaratnya, doa yang dipanjatkan harus sungguh-sungguh dan berkesinambungan serta diimbangi dengan tindakan nyata. Doa untuk menghilangkan rasa lemah dan mager adalah: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan usia tua, dosa dan hutang, fitnah kubur dan siksa kubur, fitnah neraka dan siksa dunia. Siksa neraka, kejelekan fitnah kekayaan, aku berlindung kepadamu dari fitnah kemiskinan dan padamu Dajjal dari fitnah.”
2. Melawan bisikan setan
Setan adalah musuh utama manusia. Setan memprovokasi manusia dengan berbagai cara, salah satunya dengan berbisik. Melawan bisikan setan bukanlah tantangan yang mudah. Bisikan setan di bulan Ramadhan ini bermacam-macam jenisnya, salah satunya adalah perasaan mager. Sikap mager ini terus berusaha membuat jengkel dan membuat kita acuh terhadap amalan-amalan yang menjadikan puasa semakin sempurna. Hal ini terlihat dari beratnya kaki mereka saat memasuki musala atau masjid. Belum lagi rasa enggan bangun sahur atau qiyamul lail.
3. Mengusir mager dengan ilmu
Ilmu adalah pengetahuan dan keterampilan. Dengan berbekal berpengetahuan dan ketrampilan diharapkan akan muncul sejuta kreativitas dan aktivitas. Dari sejuta kreativitas dan aktivitas diharapkan dapat mengikis rasa mager dan bosan yang selama ini menjadi virus beribadah di bulan Ramadhan.
Oleh karena itu, orang berilmu menjadikan derajat kemanusian akan meningkat dari pada mereka–mereka yang tidak berilmu. Pengetahuan yang luas juga memudahkan untuk memahami sesuatu yang baik atau buruk. Dengan bantuan ilmu, akan semakin mengetahui manfaat dari hal-hal seperti shalat berjamaah fadlilah, membaca Al-Quran dan lain sebagainya. Semoga puasa tahun ini dapat diselesaikan dengan penuh semangat.
Penulis: Karisma Ratna Lestari (Universitas Trunojoyo Madura