Kembali
image
Keislaman

Pentingnya Berwudhu

2 tahun yang lalu ● Dibaca 1863x

Penetapan syariat adalah hak mutlak bagi Allah SWT semata. Seorang muslim tidak patut mempertanyakan, mengapa harus berwudhu dahulu sebelum shalat? Mengapa gerakan shalat ada ruku dan sujudnya segala? Hal itu mutlak wewenang Allah SWT Sang Pembuat Hukum bagi para makhluk-Nya.

Kita hanya bisa memetik ibrah dan hikmah dari apa yang telah ditetapkan Allah SWT melalui syariat-syariatnya. Hikmah tersebut bukanlah tujuan dari pelaksanaan sebuah syariat. Ia hanya menjadi buah dan hadiah dari Allah SWT sebagai ketaatan hamba kepada syariat yang telah dibuat-Nya. 

Sebagaimana hikmah yang terkandung dari wudhu diantaranya menjadikan kita sehat dan segar. Seorang hamba tidak berwudhu dengan bertujuan agar tubuhnya sehat dan segar. Ia berwudhu haruslah semata-mata karena tunduk menjalankan perintah Rabb-nya. Adapun manfaat dari wudhu, yaitu sehat dan segar, adalah hadiah Allah kepadanya yang telah menunaikan perintah Allah.

Demikian juga beberapa hikmah di antara manfaat disyariatkannya wudhu. Bukan sebagai tujuan kita untuk berwudhu karena sejatinya wudhu hanya semata-mata untuk menunaikan perintah Allah. Namun, hal tersebut sebatas memotivasi dan mendorong kita untuk senantiasa menjaga wudhu. 

Pertama, memelihara kesehatan jasmani agar senantiasa segar dan sehat. Langkah- langkah yang harus ditempuh untuk di antaranya dengan menjaga kebersihan jasmani. Kebersihan jasmani erat kaitannya dengan shalat dan wudhu. 

Kebersihan menjadi pangkal pokok kesehatan. Disinilah terletak salah satu rahasia atau hikmahnya berwudhu. Maka Islam mewajibkan setiap orang yang hendak shalat membersihkan tubuh terlebih dahulu, yaitu mencuci muka, membasuh tangan, sebagian kepala, dan seterusnya. Hal itu harus dilakukan secara tertib dan berkelanjutan.

Prof Dr Jamieson, seorang pakar kesehatan dari Jerman mengatakan bahwa mencuci badan dan mandi sangat menguntungkan bukan saja untuk membersihkan tetapi juga menguatkan kulit dan menyegarkan badan serta merangsang alat- alat pencernaan dalam pertukaran- pertukaran zat. 

Kedua, memelihara pikiran dan akal. Akal adalah salah satu unsur yang amat vital dalam diri manusia. Tak ubahnya seperti barometer yang dapat mengukur naik-turunnya temperatur. Akal jugalah yang dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk, antara yang membangun dan yang menghancurkan. 

Oleh karena itu satu-satunya jalan untuk menumbuhkan, mengembangkan dan memelihara akal ialah mengisinya dengan iman. Semakin tinggi ilmu seseorang, semakin cerdas pula akalnya, dan setiap kecerdasan pada umumnya mendatangkan kebaikan, kemajuan, keberuntungan, dan lain-lain.

Orang-orang yang berilmu itu mempunyai posisi yang tinggi sebagaimana Allah SWT berfirman: “Niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan” (QS Al-Mujadalah: 11). 

Ketiga, memelihara akhlak atau moral. Akhlak atau budi pekerti itu adalah soal yang esensial menurut pandangan agama Islam. Termasuk di antara tiga kerangka pokok dasar ajaran Islam (aqidah, syariah, dan akhlak). 

Itulah kesempurnaan wudhu yang dapat mencerminkan sikap hidup manusia muslim. Wudhu adalah salah satu unsur pokok yang harus dipelihara oleh seorang muslim. Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya memelihara kesehatan dan moral (akhlak) dari bencana.