
Niat dan Tata Cara Shalat Tarawih
Bulan ramadhan adalah bulan suci yang dinanti-nanti umat Islam untuk berbondong-bondong meraih kemuliaan. Puasa dan shalat tarawih merupakan satu paket khusus yang hanya bisa ditemui di bulan suci ini.
Shalat tarawih dilakukan setelah shalat isya’ yang biasa dibarengi dengan shalat witir setelahnya. Shalat tarawih dapat dilakukan secara sendiri (munfarid) maupun dikerjakan secara berjamaah, namun alangkah baiknya dilakukan secara berjamaah.
Di Indonesia terdapat 2 pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, yaitu 20 rakaat dan pendapat lain adalah 8 rakaat. Keduanya memiliki dalil yang kuat, sehingga ini tidak perlu diperdebatkan, umat muslim dipersilahkan untuk memilih satu diantara keduanya.
Untuk shalat tarawih dengan 20 rakaat, dilanjutkan dengan melaksanakan 3 rakaat shalat witir. Hal ini didasarkan pada sejumlah riwayat pada masa Khalifah Umar ibn Khattab, berikut ini: "Yazid bin Ruman telah berkata, "Orang-orang (umat muslim) di masa Umar radliyallahu’anhu melakukan shalat 23 rakaat (20 rakaat tarawih, disambung 3 rakaat witir),” (HR Malik).
Sedangkan untuk shalat tarawih 8 rakaat terdapat dua cara lagi untuk pengerjaannya, yaitu 8 rakaat dengan 4 rakaat sekali salam dan 8 rakaat dengan 2 raakat sekali salam.
Hal ini merujuk pada riwayat Aisyah dan riwayat dari Zaid bin Khalid al-Juhany, sebagai berikut: Aisyah Radiyallahuanha: “Rasulullah shalat 4 rakaat dan jangan engkau Zaid tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian beliau salat lagi 4 rakaat, dan jangan engkau tanya lagi bagaimana indah dan panjangnya.”
Zaid bin Khalid al-Juhany : “Rasulullah shalat 2 rakaat khafifatain, lalu beliau shalat 2 rakaat panjang-panjang keduanya, kemudian shalat 2 rakaat yang kurang panjang dari salat sebelumnya, lalu beliau shalat lagi 2 rakaat yang kurang lagi dari shalat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat yang kurang lagi dari shalat sebelumnya, lalu beliau salat lagi 2 rakaat yang kurang lagi dari shalat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat yang kurang lagi dari salat sebelumnya, dan beliau melakukan witir (satu rakaat)." (H.R. Muslim).
Niat Salat Tarawih Sebagai Imamِ
َما ًماِهللِ تَعَالَى ًء إ دَا َ ِة أ ِقْبلَ ْ ِ َل ال ب ِن ُم ْستَقْ َر ْكعَتَْي ِ ِوْيح َرا التَّ ِّى ُسَّنةَ ا ُُ َصِل
Ushalli sunnatan tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Artinya: "Aku menyengaja/berniat shalat sunnah tarawih dua rakaat, menghadap kiblat, sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Niat Salat Tarawih Sebagai Makmum
ُمْو ًما ِلِلِ تَعَالَى ْ ًء َمأ دَا َ ِة أ ِقْبلَ ْ ِ َل ال ب ِن ُم ْستَقْ َر ْكعَتَْي ِ ِوْيح َرا التَّ ِّى ُسَّنةَ َصِل اُ
Ushalli sunnatan Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.
Artinya: "Aku menyengaja/berniat shalat sunnah tarawih dua rakaat, menghadap kiblat, sebagai makmum, karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Salat Tarawih Berikut ini cara salat Tarawih 2 rakaat.
1. Mengucap niat shalat tarawih
2. Takbiratul ihram
3. Membaca ta‘awuz dan Surah al-Fatihah,
4. Membaca surat dalam Al-Quran.
5. Rukuk
6. Itidal
7. Sujud pertama.
8. Duduk di antara dua sujud
9. Sujud kedua.
10. Mengerjakan rakaat kedua
11. Salam pada rakaat kedua
12. Melanjutkan hingga 8 atau 20 rakaat
(Yeni Novitasari, Volunteer Ramadhan)