
Merindukan Ramadan
“Kita merindukan ramadan, semoga kita dipertemukan pada ramadan tahun depan."
Memasuki minggu ke-2 bulan syawal, masih terasa nuansa lebaran dan ramadan. Menahan lapar, amarah, emosi, dan meningkatkan ibadah sunnah untuk menggapai ridho Allah SWT, itulah nuansa ramadan yang kami rindukan. Seluruh umat muslim berbondong-bondong memeriahkan bulan penuh keberkahan, hingga banyak masyarakat yang beragama lain di Indonesia turut merasakannnya.
Amalan-amalan baik yang telah dilakukan pada bulan ramadan sudah menjadi langkah awal membangun kebiasaan baik. Harapannya, kebiasaan meningkatkan ibadah di bulan ramadan juga berdampak setelah hari raya idulfitri, sehingga bulan ramadan membuat pendidikan diri untuk menuju ke arah yang lebih baik.
Kembali lagi kepada pedoman kehidupan Al-Qur’an, khususnya pada surah Al-Baqarah ayat 148:
وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS Al-Baqarah ayat 148)
Pada ayat di atas, memberikan penjelasan bagaimana Allah SWT sudah menyuruh hamba-Nya untuk terus berbuat kebaikan. Kebaikan bagi diri maupun untuk orang lain. Dalam diri berpacu pada fisik dan nonfisik, diantaranya kebaikan fisik yakni dengan berolahraga secara rutin dan nonfisik mengacu pada ibadah ruhaniyah (hablum minallah).
Sangat disayangkan apabila kebaikan yang sudah terbentuk dihilangkan begitu saja, ibadah kita sudah menabung tetapi tidak bisa kita gunakan tabungannya. Dalam menumbuhkan konsistensi pada diri atas perjalanan kehidupan yang sudah terbentuk terdapat beberapa cara, diantaranya:
Berada Dalam lingkungan yang Baik
Ketika kamu berada dalam lingkungan yang baik, kebaikan yang sudah pernah dijalankan sebelumnya akan terus diberikan dukungan sekecil apapun. Dukungan tersebut akan membuat setiap individu yang tergabung semakin semangat untuk melaksanakan kebaikan tersebut secara bersama-sama dan tidak merasa sendiri. Muncullah semangat yang membuat orang lain turut merasakan keindahan dalam berbuat kebaikan yang mendatangkan pahala.
Berdoa Kepada Allah SWT
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ
“(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (QS Ali Imran ayat 8)
Doa tersebut dipanjatkan selepas sholat, dengan harapan hati kita telah dikukuhkan oleh Allah SWT untuk tetap berjihad dalam melaksanakan amalan-amalan baik selama hidup di dunia.
Dengan kedua langkah tersebut, akan membuat kita semakin kuat melangkah ke arah lebih baik lagi dari hari sebelumnya. Merindukan ramadan sebagai tanda semangat kebaikan dilakukan pada ramadan juga dilakukan di bulan-bulan setelahnya.
Penulis: Akbar Trio Mashuri (Redaksi LAZIS Nurul Falah)