Kembali
image
Keislaman

Menjaga Wudhu

5 tahun yang lalu ● Dibaca 1047x

Ada sebuah pengalaman dahsyat seorang ibu yang mendirikan dan mengelola sekolah dengan murid yang jumlahnya ribuan dan tersebar di beberapa kota di Jawa dan Kalimantan. Ia melakukan itu semua dengan sebuah keyakinan menjaga wudu.

Beliau bukanlah orang yang besar dan dididik dalam tradisi pendidikan agama yang kental. Orang tuanya aparat pemerintah yang membekalinya dengan pendidikan sekolah hingga dapat kuliah di perguruan tinggi negeri prestisius. Tetapi, bidang yang ditekuni bukanlah bidang teknik sebagaimana yang beliau pelajari, cinta matinya jatuh pada dunia pendidikan. Status beliau sebagai dosen di perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia justru mendorongnya untuk tenggelam dalam dunia sekolah, jalur SMK yang beliau tekuni.

Rambu dan poster yang bertebaran nyaris di semua sudut sekolah bukan anjuran menjaga kebersihan atau kutipan tokoh penting atau rambu ”awas-awas”. Yang banyak bertebaran justru poster ”Jagalah Wudumu”. Poster dengan berbagai ukuran dan ilustrasi menghiasi setiap pojok dan sudut sekolah, padahal bukan sekolah Islam atau madrasah, melainkan SMK yang sering dikonotasikan sebagai sekolahnya anak nakal, suka tawuran, bikin onar, dan kelompok pemalas.

Dengan sentuhan keibuannya, tata ruang dan lingkungan tampak asri, rindang, bersih dan nyaman sebagai tempat belajar. Muridnya bertolak belakang dengan konotasi umumnya profil murid STM alias SMK. Jumlah murid lelaki dan perempuan sama banyaknya. Yang perempuan sedikit dari mereka yang tidak berjilbab, hampir semuanya mengenakan jilbab, bahkan tampak dari wajah dan kulitnya mereka berasal dari berbagai etnis. Karakter umum yang tampak adalah santun, serius, dan peduli dengan sesamanya. Di mana-mana didapati dengan mudah anak tersenyum ramah, saling sapa, nada bicaranya tidak mengentak-entak, berulang-ulang membungkukkan badan, dan mengucap permisi sebagai tanda hormat kepada guru dan orang yang lebih tua. Adem rasanya hati ini berkumpul bersama mereka.

Beliau mencapai tingkat ini bukan tanpa perjuangan, bahkan sampai hari ini beliau masih selalu mengatakan perjuangan belum berhenti. Karena itu, kata kunci yang tak pernah berubah adalah menjaga diri agar tetap suci, yaitu hifdhul wudhu.

Kerja keras dan mengerahkan segala potensi untuk benar-benar merealisasikan komitmennya, bukan hanya pada diri sendiri, tetapi juga seluruh guru, murid, dan petugas sekolah lainnya. Rancang bangun dibuat sedemikian rupa agar mendukung terhadap komitmen luhur yang telah dideklarasikan. Hasilnya tampak jelas pada bangunan sekolah dan iklim sekolah mencerminkan kuatnya komitmen menjaga wudu.

Sasaran jauh atau tujuan strategis jangka panjang dari ”proyek” ini sesungguhnya adalah menjadikan lembaga pendidikan tempat yang suci dan dihuni oleh orang yang suci karena dengan bekal kesucian ini niscaya semua urusan sesudahnya akan diatata oleh Allah SWT dengan sebaik-baik penataan. Sungguh keyakinan yang tidak mudah dimiliki setiap orang yang kemudian menjadi sebuah kredo dalam bekerja menjalankan amaliyah duniawiyah.

Janji Allah SWT tak pernah luput dan bimbingan Rasulullah SAW tak pernah keliru, selalu benar dan dahsyat dampaknya, baik secara spritual (batiniyah ukhrawiyah) maupun lahiriyah (duniawiyah). Karena itu, bukan saja jumlah murid yang banyak dan tersebar ke seantero Indonesia, tetapi keberkahan terhadap lingkungan, baik di sekitar sekolah maupun di mana tempat tinggal para murid. Karena itu pula, penghargaan dari pemerintah dan berbagai lembaga tingkat nasional maupun internasional terus mengalir.

Bagi kita, yang mahal sesungguhnya bukan berita baiknya, tetapi adakah rasa iri terhadap perbuatan baik yang dilakukan orang lain dan masih adakah rasa iri untuk dapat memiliki kebaikan yang diperbuat orang lain? Hanya dengan rasa iri yang demikian ini, kita merasa tak puas dan bersegera untuk terus menambah amal salih dan belajar tiada henti kepada setiap hal yang kita temui pada siapa pun, apa pun, dan di mana pun berada. Innallaaha laa tukhliful mii’aad. (Oleh Ustd. Mim Saiful Hadi)

Menjaga Wudhu