Kembali
image
Keislaman

Menjadi Muslim Tangguh dan Memiliki Keimanan Kepada Allah

2 tahun yang lalu ● Dibaca 1100x

Sebagai seorang Muslim, keimanan kepada Allah bukan hanya sebatas pengakuan verbal, tetapi juga tercermin dalam tindakan sehari-hari dan ketangguhan dalam menghadapi segala ujian kehidupan. Menjadi Muslim tangguh berarti memiliki keyakinan kuat pada Allah, yang memandu langkah-langkah hidup dan memberikan keberanian di tengah tantangan. 

Sebagai Hamba Allah Swt. kita hanya menjalankan tugas kita sebagai pemimpin di bumi. Sebagai pemimpin, tentu memberikan contoh yang baik dan menjaga lingkungan kita dari perilaku yang munkar, mengakibatkan kerusakan di muka bumi. Salah satu cara untuk menjaga dan membentengi diri dari hal buruk dengan memperkuat keimanan kepada Allah serta menjadi muslim yang tangguh.

Ayat-ayat Al Quran memberikan panduan dan inspirasi bagi setiap Muslim untuk menjalani hidup dengan tangguh dan penuh keimanan.

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2:286):

"Allah tidak memberatkan seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Berilah maaf kepada kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau adalah Pelindung kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

Surah Al-Baqarah ayat 286 mengajarkan bahwa Allah memberikan ujian sesuai dengan kekuatan dan kemampuan setiap individu. Seorang Muslim tangguh tidak hanya mampu menghadapi ujian, tetapi juga berserah diri kepada Allah dalam segala keadaan. Keyakinan bahwa Allah tidak memberatkan hamba-Nya melebihi batas kemampuan adalah sumber kekuatan dan ketangguhan dalam setiap langkah kehidupan.

Dalam Surah Al-Imran (3:200), Allah berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siap (di perbatasan negeri) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung."

Ayat di atas menekankan pentingnya kesabaran dan ketangguhan bagi para mu’min. Sebagai Muslim yang tangguh, kita diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan memperkuat kesabaran tersebut melalui ketakwaan kepada Allah. Tangguh bukan berarti tidak merasakan lelah, tetapi bagaimana kita tetap tegar dalam menjalani hidup meski dihimpit kesulitan.

Bentuk kesabaran juga menjadi bentuk ketakwaan kita kepada Allah Swt. sekaligus sebagai manifestasi untuk menjaga diri agar tidak lepas dari control. Apabila kesabaran yang di dalam diri tidak terkontrol, akan berdampak di lingkungan terdekat yang menjadi efek negatif. Misalnya turut membuat kerusakan, mulai dari diri sendiri.

Dalam Surah Al-Anfal (8:46), Allah menyatakan:

"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu, dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

Ayat ini mengajarkan pentingnya ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta menyeru agar umat Islam tidak terpecah belah. Kebersamaan dan persatuan umat merupakan bentuk ketangguhan yang diiringi dengan kesabaran. Allah menjanjikan bantuan-Nya kepada orang-orang yang bersabar, karena Dia selalu bersama orang-orang yang sabar.

Sebagai Muslim yang tangguh, keimanan kepada Allah haruslah menjadi pilar utama dalam menjalani kehidupan. Sebagai manusia kita diajarkan untuk selalu menegakkan kebenaran, bahkan jika itu berarti berhadapan dengan kebencian terhadap suatu kaum. Keimanan kepada Allah mendorong kita untuk berlaku adil, karena adil merupakan bentuk takwa yang mendekatkan kita kepada-Nya.

Menjadi Muslim tangguh bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi dengan memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Al Quran, setiap Muslim dapat memperkuat keimanan dan ketangguhannya. Melalui keyakinan pada Allah, kesabaran dalam menghadapi ujian, ketaatan kepada-Nya, dan keteguhan dalam menegakkan kebenaran, seorang Muslim dapat menjalani hidup dengan penuh keimanan dan ketangguhan yang menguatkan. (lazisnurulfalah)