Kembali
image
Keislaman

Menggali Esensi Pengorbanan dan Ketaatan

setahun yang lalu ● Dibaca 211x

Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban adalah salah satu perayaan yang ditunggu – tunggu dalam kalender Islam. Pada hari itu, umat Muslim di seluruh dunia melakukan penyembelihan hewan qurban sebagai wujud ketaatan seorang hamba kepada-Nya. Namun, lebih dari sekedar perayaan, Idul Adha memiliki makna tentang pengorbanan dan ketaatan yang perlu kita renungkan dan hayati. 

Sejarah dan Makna Kurban

Cerita kurban bermula dari perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim as untuk mengorbankan putranya, Ismail as. Peristiwa ini merupakan ujian terhadap ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah-Nya. 

Ketika Ibrahim hendak menyembelih Ismail, Allah menggantikannya dengan seekor domba sebagai bentuk rahmat dan pengampunan. Peristiwa ini menjadi simbol pengorbanan terbesar dalam sejarah keagamaan yang terus diingat dan dipraktikkan oleh umat Muslim hingga sekarang.

Melalui ibadah kurban, umat Muslim diingatkan akan pentingnya menempatkan cinta dan ketaatan kepada Allah di atas segalanya. Kurban tidak hanya tentang penyembelihan hewan, tetapi juga tentang mengikis sifat egois dan materialistis dalam diri, serta menumbuhkan rasa solidaritas dan kepedulian sosial.

Sebagaimana seperti firman Allah yang telah dijelaskan pada Surat Al – Hajj (22) ayat 34.

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ ۙ

“Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserah dirilah kepada-Nya. Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati lagi taat (kepada Allah).” 

Esensi Pengorbanan

Setiap kali kita menyembelih hewan kurban, mengingatkan diri kita akan pentingnya keikhlasan dalam memberikan yang terbaik untuk kepentingan bersama. Hewan yang disembelih harus sehat dan tidak cacat, menunjukkan bahwa pengorbanan yang kita lakukan haruslah dari yang terbaik dan terpilih.

Selain itu, qurban juga mengajarkan tentang berbagi. Daging qurban dibagikan kepada mereka yang membutuhkan, baik itu fakir miskin, tetangga, maupun keluarga. Hal ini menumbuhkan rasa kebersamaan dan empati, mengingatkan kita bahwa kebahagiaan tidak hanya milik kita sendiri, tetapi juga milik mereka yang kurang beruntung. Dengan demikian, qurban menjadi sarana untuk meratakan kebahagiaan dan rezeki, serta mempererat tali persaudaraan sesama umat manusia.

Ketaatan sebagai Landasan

Idul Adha juga mengajarkan tentang ketaatan penuh kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim dan Ismail menunjukkan contoh ketaatan yang luar biasa dan melakukannya tanpa ragu dan pertanyaan. Ketaatan seperti ini membutuhkan keyakinan yang kuat dan keberanian untuk melepaskan sesuatu yang menjaid milik kita demi mematuhi perintah Allah. 

Ketaatan dalam konteks ini tidak hanya terbatas pada pelaksanaan Kurban, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan sehari-hari. Umat Muslim diajarkan untuk menjalani hidup dengan penuh keikhlasan dan kepatuhan kepada ajaran agama. Dalam dunia yang penuh dengan godaan materialisme dan hedonisme, esensi ketaatan ini menjadi semakin relevan sebagai pengingat untuk selalu menempatkan nilai-nilai spiritual di atas kepentingan duniawi.

Tebar cinta melalui kurban

Melalui kurban, kita juga dapat menyebarkan cinta dan kasih sayang. Setiap potong daging yang kita bagikan membawa pesan kepedulian dan kasih kepada sesama. Ini adalah wujud nyata dari ajaran Islam tentang berbagi dan peduli terhadap sesama makhluk Allah. Idul Adha memberikan kesempatan bagi kita untuk merenung dan memperbaiki diri. Pengorbanan dan ketaatan yang dilakukan dengan ikhlas akan mendekatkan kita kepada Allah dan sesama manusia. 

Dengan menyebarkan cinta melalui kurban, kita tidak hanya menjalankan perintah agama, tetapi juga memperkaya diri dengan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Memahami esensi qurban memungkinkan kita menjadikan Idul Adha sebagai momentum untuk memperkuat iman dan memperluas cinta kasih di tengah masyarakat. Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk terus menyebarkan cinta dan kebaikan dalam setiap langkah kehidupan kita.

Penulis : Alya Nur 'Aini - UIN Sunan Ampel Surabaya