Kembali
image
Zakat

Mengenal Perbedaan Zakat, Infak, dan Sedekah

3 hari yang lalu ● Dibaca 125x

Banyak orang mengira zakat, infak, dan sedekah adalah hal yang sama, padahal ketiganya memiliki makna dan ketentuan yang berbeda. Pemahaman yang tepat akan membantu kita menunaikannya sesuai syariat, sehingga manfaatnya bisa dirasakan secara maksimal oleh penerima maupun pemberi.

Zakat: Kewajiban yang Mengikat

Zakat adalah kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu, baik dari segi harta maupun waktu. Zakat bukan sekadar anjuran, melainkan rukun Islam yang harus ditunaikan. Allah berfirman:

وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ

"Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat." (QS. Al-Baqarah: 43)

Zakat terbagi menjadi dua jenis: zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah wajib dikeluarkan setiap bulan Ramadan sebelum Idulfitri, sedangkan zakat mal dikeluarkan dari harta yang telah mencapai nisab dan haul. Perhitungannya jelas, dan penerimanya pun telah ditentukan dalam Al-Qur’an, yaitu delapan golongan (asnaf) seperti fakir, miskin, amil, dan lainnya.

Kewajiban zakat bersifat mengikat. Artinya, jika seseorang memenuhi kriteria wajib zakat namun enggan menunaikannya, itu bisa berdosa. Beda halnya dengan infak atau sedekah yang sifatnya sukarela. Maka, penting bagi kita untuk mempelajari cara menghitung zakat agar tidak keliru.

Infak: Sumbangan Sukarela Tanpa Batasan

Berbeda dengan zakat, infak adalah pemberian harta yang sifatnya sukarela. Tidak ada nisab, haul, atau ketentuan jumlah minimal. Bahkan, siapa saja bisa berinfak kapan pun dan kepada siapa pun, baik dalam kondisi lapang maupun sempit.

Hal ini sejalan dengan firman Allah:

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ

"Orang-orang yang berinfak di waktu lapang maupun sempit." (QS. Ali 'Imran: 134)

Infak tidak hanya berupa uang. Makanan, pakaian, bahkan tenaga dan ilmu juga termasuk infak jika diniatkan untuk kebaikan. Jadi, ketika kita membantu tetangga yang sedang kesulitan atau memberi makanan kepada kucing jalanan, itu pun bisa disebut infak.

Yang menarik, infak bisa diberikan kepada siapa saja, tidak terbatas pada delapan golongan penerima zakat. Bahkan, infak bisa disalurkan untuk pembangunan masjid, membantu pendidikan, atau kegiatan sosial lainnya. Fleksibilitas inilah yang membuat infak bisa dilakukan kapan saja tanpa menunggu waktu atau jumlah tertentu.

Sedekah: Luas Maknanya, Tak Terbatas Materi

Jika zakat identik dengan kewajiban, dan infak dengan pemberian sukarela, maka sedekah memiliki makna yang jauh lebih luas. Sedekah bisa berupa harta, tetapi juga bisa berupa senyuman, ucapan baik, atau doa untuk orang lain. Rasulullah ﷺ bersabda:

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

"Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah." (HR. Tirmidzi)

Sedekah tidak mengenal batasan waktu, jumlah, atau penerima. Bahkan, berbuat baik kepada hewan atau menjaga lingkungan pun termasuk sedekah. Intinya, sedekah adalah segala bentuk kebaikan yang diniatkan untuk mengharap ridha Allah.

Keindahan sedekah ada pada efeknya yang ganda: membuat hati kita tenang dan membahagiakan orang lain. Semakin sering kita bersedekah, semakin tumbuh rasa empati dan kepedulian. Dalam jangka panjang, sedekah bukan hanya bermanfaat untuk penerimanya, tapi juga untuk kesehatan mental dan spiritual kita.

Zakat, infak, dan sedekah memang memiliki perbedaan mendasar, tetapi ketiganya sama-sama menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah dan membantu sesama.

  1. Zakat: wajib, ada syarat nisab dan haul, penerimanya delapan golongan.
  2. Infak: sukarela, tidak terikat jumlah atau waktu, penerimanya bebas.
  3. Sedekah: luas maknanya, bisa berupa materi atau nonmateri.

Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa menunaikan ibadah sosial sesuai porsinya. Zakat kita tunaikan tepat waktu, infak kita salurkan kapan saja, dan sedekah kita tebarkan setiap hari, bahkan dengan hal-hal sederhana.

Jadi, yuk, mulai sekarang jangan tunda kebaikan. Baik itu zakat, infak, atau sedekah, semua membawa keberkahan jika dilakukan dengan hati yang ikhlas.