Kembali
image
Parenting

Mengenal Gaya Belajar Anak

5 tahun yang lalu ● Dibaca 875x

Di tengah kondisi sekarang, anak-anak yang sedang banyak belajar di rumah, alangkah baiknya bila para orang tua kembali berupaya mengembangkan minat dan bakat anak secara maksimal. Sebab, hampir 24 jam anak-anak berada di rumah, mulai bangun pagi hingga tidur malam kembali. Karena selain masih belajar mengikuti program sekolah si anak juga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga kejenuhan di rumah dapat diminimalkan.

Setiap anak terlahir dengan keunikan masing-masing termasuk tingkat kecerdasan, kemampuan, dan bakatnya juga berbeda. Bila para orang tua mampu memahami dan menempatkan sesuai dengan minatnya, maka akan dengan mudah mampu meraih cita-citanya dengan maksimal.

Di dalam keseharian anak-anak belajar ada yang memiliki kemampuan dan kecerdasan otak cemerlang, pertengahan/sedang, dan biasa. Bahkan, ada yang di bawah standar rata-rata. Tentunya itu semua adalah nikmat, anugerah, dan karunia dari Allah yang patut disyukuri. Kita belum tahu apa hikmah di balik pemberian semua itu. Tugas kita adalah berupaya memaksimalkan sekuat tenaga potensi yang dimiliki seorang anak.

“Dari Aisyah, Rasulullah SAW menyuruh kami menempatkan orang-orang sesuai dengan posisi masing-masing.” (HR Muslim dan Abu Daud)

Pendidikan anak akan berhasil manakala ada keserasian antara kecenderungan dengan minatnya, antara pembawaan dan pandangannya. Siapa yang cenderung kepada spiritual, bahasa dan sastra; puisi dan nulis-menulis, namun adakalanya tidak menonjol di bidang sains dan matematik atau sebaliknya. Sebab, tidak mudah semua anak untuk menonjol di semua bidang pelajaran yang dipelajari. Tugas para orang tua adalah mengantarkan anak untuk menemukan potensi yang dimiliki setiap anak.

Terlebih di hari-hari seperti sekarang ini para orang tua selain harus sibuk dengan pekerjaan dan urusan rumah tangga masih juga harus memperhatikan dan mendampingi putra-putrinya belajar dengan beraneka ragam bidang studi yang dipelajari mulai dari jenjang PAUD hingga SMA.

Untuk itu, orang tua perlu mengenal gaya belajar setiap anak. Disadari atau tidak, ketika belajar, masing-masing anak memiliki gaya belajar yang belum tentu sama. Karena itu, jangan buru-buru menudingnya malas belajar bila nilainya di sekolah kurang memuaskan.

Gaya belajar adalah suatu karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk pembelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (NASSP, Ardhana dan Willis, 1989: 4).

Pertama, gaya belajar auditori (belajar dengan mendengar). Anak bertipe ini mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Untuk itu, orangtua sebaiknya harus memperhatikan anak hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang orang tua katakan.

Kedua, gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat). Bagi anak bertipe ini, yang memegang peranan penting adalah mata (visual). Dalam hal ini, metode pengajaran sebaiknya lebih banyak dititikberatkan pada peragaan/media. Ajak mereka ke objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.

Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.

Ketiga, gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh). Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Anak yang bertipe ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Anak seperti ini memiliki ciri berbicara perlahan, penampilan rapi, tidak mudah terganggu dengan situasi keributan. Mereka belajar melalui praktik, menghafal dengan cara berjalan dan melihat aksi. Untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik: jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam. Selain itu, ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya. Izinkan juga anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar. Cara lainnya, izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

Nah, setelah tahu banyak tentang gaya belajar. Sekarang pekerjaan orang tua mendampingi belajar di rumah akan semakin mudah. Termasuk tipe yang mana gaya belajar anak Anda?

Oleh : Drs. H. Subiyanto

Mengenal Gaya Belajar Anak