Kembali
image
Keislaman

Menanamkan Semangat Berzakat dan Bersedekah

3 tahun yang lalu ● Dibaca 339x

Sangat lengkap Allah membekali manusia untuk menjadi seorang hamba yang baik. Ada dua bekal sebagai modal untuk menjadi manusia paripurna. Pertama, bekal potensi keimanan yang telah ditanamkan oleh Allah sejak manusia dalam kandungan. Yaitu suatu peristiwa telah dilakukan perjanjian antara manusia dan Sang Maha Pencipta di alam rahim. 

Hal itu sebagaimana disebutkan dalam Alquran: ”Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) ”Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, ”Betul (Engkau Tuhan kami). Kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, ”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang- orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” (QS Al-A’raaf [7]: 172).

Ayat ini oleh para ahli dimaknai sebagai potensi. Yaitu potensi keimanan yang telah diberikan kepada seluruh manusia sebelum kelahirannya di muka bumi. Ketentuan tersebut tidak pandang bulu, apa pun suku, bangsa, ras dan warna kulitnya telah mengalami peristiwa yang sama. Kesaksian manusia mengakui bahwa Allah adalah dzat yang Maha Esa, Tuhan penguasa alam semesta. Manusia berjanji akan menaati segala perintah dan menghindari larangan-Nya. 

Kedua, potensi roh yang Allah telah meniupkannya ke dalam jasad manusia. ”Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” ( QS Al-Hijr ayat 29).

Hal ini diperkuat lagi dengan ayat yang lain: ”Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh ciptaaan-Nya dan Dia menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur” (QS As-Sajdah 9). 

Dengan kedua potensi itulah manusia menjadi makhluk sempurna, yaitu dengan potensi keimanan yang melahirkan ketaatan dan roh yang melekat dalam jiwa manusia yang menggerakkan sifat-sifat ilahiyah.

Roh yang ditiupkan ke dalam jasad manusia ketika itu pula disertakan sifat-sifat ketuhanan ke dalam relung jiwanya, yaitu sifat-sifat yang terkandung dalam Asmaul Husna atau nama-nama Allah yang 99. Di antaranya, Ar-Rahman dan Ar-Rahim, yakni dorongan untuk menyayangi, berbagi, dan mengasihi antarsesama. Kemudian Al-Quddus jiwa yang bersih berusaha mnghindari iri dan dengki. Lalu ada As-Salam, hati yang senantiasa cinta damai dan seterusnya.

Setiap manusia secara jujur jiwanya akan terenyuh, empati, dan merasa iba jika melihat orang lain sedang mengalami kesulitan hidup, mengalimi musibah, kesengsaraan dan keterbelakangan. Lalu secara otomatis jiwanya tergerak ingin membantu orang yang sedang mengalami musibah tersebut. Hatinya akan merasa gembira dan bahagia jika bisa membantu kesulitan-kesulitan orang lain dan meningkatkan kualitas hidupnya. 

Jiwa yang asli dengan tempelan roh itu terdapat di dalam setiap manusia. Maka, tidak mengherankan bila kita melihat dan mendengar ada orang yang baik hati punya jiwa dermawan dan senang berbagi walaupun dari latar belakang ras, suku, agama yang berbeda, bahkan dari yang berideologi ekonomi kapitalis sekalipun.

Kita juga sering mendengar adanya perkumpulan-perkumpulan lembaga filantropi (bahasa Yunani: philein berarti cinta, dan anthropos berarti manusia). Yakni tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia serta nilai kemanusiaan sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain. 

Bagi kita yang beriman dan berkeyakinan Islam, berderma bukan sekadar cinta kemanusiaan. Tetapi, itu merupakan ibadah dan kewajiban yang telah menajadi bagian dari perjanjian suci ketika dalam kandungan orang tua dalam bentuk ajaran zakat, infak, dan sedekah.

Bahkan, Allah berjanji akan melipatgandakan kebaikan dari harta yang telah disalurkan untuk orang lain yang dilandasi karena iman dan beribadah. Sangat indah gambaran dalam Alquran tentang harta yang disalurkan untuk melaksanakan perintah Allah. 

Allah berfirman, ”Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir seratus biji Allah melipatgandakan ganjaran bagi siapa saja yang dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Baqarah 261). 

Lalu masih menunggu apa lagi untuk menggerakkan tangan ini untuk segera berinfak? Semoga Allah SWT memudahkan dan melapangkan hati kita untuk segera menyambut tawaran Allah yang sangat luar biasa ini. Amin.

Menanamkan Semangat Berzakat dan Bersedekah