Kembali
image
Keislaman

Menabur Kebaikan

2 tahun yang lalu ● Dibaca 604x

Seorang lelaki tua terbaring lemah di sebuah rumah sakit. Seorang pemuda datang membesuknya setiap hari dan ia menghabiskan waktu berjam-jam bersama lelaki tua itu. Menyuapinya, membersihkan badannya, dan membimbingnya berjalan-jalan di taman, lalu membantunya kembali berbaring dan baru pergi setelah merasa tenang bahwa orang tua itu sudah bisa ditinggal. 

Suatu ketika perawat yang datang memberi obat dan memeriksa kondisi orang tua itu berkata, ”Bapak telah diberkahi dengan anak yang berbakti. Setiap hari ia datang untuk mengurus Bapak.” 

Tanpa berkata, lelaki tua itu memandang perawat itu sejenak, lalu memejamkan kedua matanya. Kemudian berkata dengan nada sedih, ”Saya berangan-angan andai ia adalah salah seorang anakku!” 

Ia lantas bercerita bahwa pemuda itu dulu anak yatim di lingkungan tempat tinggalnya. ”Suatu ketika saya melihatnya menangis setelah kematian ayahnya. Maka, saya pun membujuknya dan membelikan permen untuknya. Setelah itu saya tidak pernah lagi berbincang dengannya. Ketika ia tahu bahwa saya dan istri sudah tinggal berdua saja, ia pun berkunjung setiap hari untuk memastikan kami baik-baik saja. Ketika kondisi fisik saya mulai menurun, ia mengajak saya dan istri saya tinggal di rumahnya dan membawa saya ke rumah sakit untuk berobat,” tutur lelaki tua itu. 

Ia pun bertanya, ”Nak, mengapa engkau menyusahkan diri mengurus kami ?” Sambil tersenyum ia menjawab,

 ”Manis permennya masih terasa di mulut saya.” 

Itulah berlakunya Hukum Tabur Tuai! Setiap perbuatan ada akibatnya! Setiap dari kita akan memetik hasil dari apa yang pernah kita tanam. Karena itu, taburlah kebaikan walaupun cuma memberi senyuman.

Sebagaimana di dalam Al-Quran surat Al-Isra’ ayat 7 yang berbunyi,

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.”

Ayat diatas memberikan maksud, kebaikan untuk orang lain akan mendatangkan kebaikan untuk diri sendiri. Sebaliknya, perbuatan buruk kepada orang lain juga akan mendatangkan keburukan bagi siapapun yang melakukannya. 

Sejatinya tidak ada kerugian bagi kita tatkala hendak melakukan kebaikan, sekecil apapun itu. Seperti yang dicontohkan di atas bagaimana gambaran yang indah tentang berbuat kebaikan. Allah SWT. sangat mengetahui niat baik kita semasa kehidupan di bumi. 

Senantiasa kita lantunkan doa untuk diberikan kekuatan dan kekuatan untuk selalu berjuang dalam keistiqomahan dalam menyebarkan kebaikan, baik untuk diri sendiri, orang lain, dan masyarakat secara lebih luas.