Kembali
image
Keislaman

Memupuk Prasangka Baik

2 tahun yang lalu ● Dibaca 13577x

Hadis Qudsi (hadis yang diriwayatkan oleh Nabi SAW dari firman Allah SWT) yang sangat luar biasa efek dan manfaatnya. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari No.6970 dan Muslim No. 2675,

…أَناَ عِندَ ظَنِّ عَبْدِي بِي 

(Ana ‘Inda Dzonni Abdi bi…) Artinya; “Sesungguhnya Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hambaKu…”

Belajar dari Hadis Qudsi diatas memberikan kita pandangan dan mengingatkan kita tentang prasangka yang ada di dalam diri. Apabila kita berprasangka buruk, maka akan menimbulkan keburukan, begitu pula sebaliknya. Perlunya kita sebagai hamba yang bertakwa, memupuk prasangka baik kepada Allah Swt. setiap rangkaian kejadian baik ataupun buruk merupakan bentuk kasih sayang Tuhan untuk kita agar bertumbuh dengan versi terbaik.

Berprasangka baik juga tidak hanya kepada Tuhan (hablum minallah), melainkan juga dengan manusia untuk menumbuhkan hubungan baik, menciptakan ukhuwah wathoniyah sebagai bentuk pengabdian untuk menjaga kedaulatan negara. Menghidupkan nilai berprasangka baik sebagai bentuk hubungan kita kepada manusia (hablum minannas).

Menjaga hubungan baik kepada sesama manusia merupakan salah satu tugas menjadi khalifah di bumi (khalifah fil ardh). Sebagaimana tugas pemimpin di bumi dijelaskan di quran surah Al-Baqarah ayat 30, artinya,

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"

Dengan menjadi pemimpin diri sendiri tentu akan membimbing kita untuk menjadi orang yang sukses dalam menjalin hubungan, baik pertemanan, sahabat, hingga ke jenjang yang profesional (karir). Mencontoh perilaku Nabi Muhammad Saw. selalu memberikan teladan terbaik, tidak mengizin para sahabat dulu untuk membalas sebuah keburukan dengan keburukan, tetapi membalas keburukan dengan kebaikan.

Manfaat menjalin hubungan baik akan lebih mempermudah kita untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, menguatkan dan berkolaborasi memberikan manfaat yang lebih luas. Pikiran akan semakin terbuka, apabila mengalami permasalahan yang melibatkan personal, tentu tidak langsung menghakimi bahwa orang tersebut salah dan lainnya. Namun, kita melakukan tabayyun untuk mengetahui sebenar-benarnya apa yang terjadi, sekaligus mengetahui sumber informasi dari orang yang terlibat secara langsung.

Informasi yang didapat akan menjadi jelas dan prasangka yang ada di dalam diri akan mulai terkikis. Menumbuhkan prasangka baik akan menjadikan perasaan mulai tenang dan menjalani kehidupan akan lebih bahagia, memandang seseorang dengan penuh kasih sayang tanpa ada rasa kebencian.