Kembali
image
Parenting

Membangkitkan Minat Baca Anak

6 tahun yang lalu ● Dibaca 501x

Membaca adalah salah satu pintu membuka cakrawala ilmu pengetahuan. Seorang teman ketika aktif dalam sebuah organisasi kampus dan mengikuti sebuah event training yang menghadirkan beraneka ragam dan latar belakang peserta, terlihat sekali siapa diantara mereka yang berwawasan dan hanya sekedar asal bunyi (Asbun) ketika di forum dialog dan diskusi.

Ketika berusaha mencermati back-ground keluarga tanpa disadari ternyata sangat dekat sekali korelasinya antara wawasan seseorang dengan lingkungan dimana mereka dibesarkan. Suatu waktu saya berkesempatan menginap di rumah salah seorang teman yang saya bicarakan di atas, ternyata satu ruang kamar di rumahnya tersedia perpustakaan mini sebuah keluarga. Yang isinya mulai dari kitab-kitab kuning hingga buku-buku ilmiah, maupun sastra dan lain-lainnya.

Maka ketika berupaya menelisik lebih jauh keluarga tersebut ternyata mereka adalah keluarga berpendidikan pesantren dan umum, dan abahnya seorang tokoh mumpuni dan berpengaruh di kota itu. Maka maklumlah bila diantara putra-putranya sekarang menjadi wartawan dan jurnalis dibeberapa koran nasional di negeri ini dan bahkan ada yang sukses menjadi tokoh nasional. Kunci salah satunya adalah keluarga tersebut memberi ruang membaca sejak dini dan lingkungan kondusif bagi berkembangnya wawaasan baik diniyah maupun umum.

Lalu bagaimana kita membangkitkan minat membaca anak-anak dalam keluarga? Apalagi di era tumbuh pesatnya teknologi informasi yang kian dekat dan menempel disetiap individu keluarga. Hampir dipastikan HP, Smartphone, Laptop, dan Gadget, salah satu diantaranya telah dimiliki hampir semua lapisan keluarga. Maka bila ingin putra putri kita memiliki kecakapan dan keluasan wawasan dan ilmu pengetahuan adalah dengan meberikan pembiasaan membaca perlu dimulai dalam keluarga sejak dini. Dan kiat-kiatnya diantaranya :

Pertama: Ayah dan Ibu biasakan membacakan buku untuk putra-putrinya yang masih bawah dua tahun (baduta) dan bawah tiga tahun (batita), serta bawah lima tahun (balita) baik dikala waktu senggang atau menjelang tidur. Jangan biarkan anak-anak tidur di depan telivisi tanpa pengawasan dan pendampingan. Suatu saat anak diminta untuk menceritakan kembali buku yang telah dibacakan untuk melatih anak memiliki banyak kosa kata dan keberanian berbicara. Bila hal itu sering dilakukan maka kepercayaan diri anak sejak dini dapat tumbuh dan berkembang.

Kedua : Berikan tema buku mulai dari yang ringan (yang dekat dengan pembiasaan kehidupan sehari-hari anak seperti “aku berani tidur sendiri, Aku bisa gosok gigi, aku bisa makan sendiri dll) karena akan mampu memotivasi anak untuk hidup secara mandiri, dan menanamkan pembiasan mandiri sejak dini. Apabila hal itu rutin dilakukan maka mereka terbiasa berprilaku mandiri.

Ketiga : Bacakan kisah-kisah dalam shirah nabawiyah (sejarah Islam) untuk memantik uswah hasanah dari Rosulullah SAW dan para sahabatnya maupun para salafus-sholih sebagai bekal menanamkan nilai-nilai religiulitas sejak dini kepada anak.

Para sahabat Rosulullah dan kaum salafus sholih sangat bersemangat dalam mempelajari Shiroh nabawiyah dan mengajarkannya kepada putra-putri mereka. Bahkan mereka mengajarkan ditengah mereka mempelajari Al Quran. Sebab Shiroh dapat membangkitakan emosi, memvisualisasikan realitas dinul Islam, memberi pengaruh yang luar biasa bagi jiwa mereka, serta dapat menanamkan kecintaan dan semangat dakwah serta menyelamatkan umat dari kesesatan menuju hidayah dari kebatilan menuju kebenaran Islam.

Diriwatkan dari Ismail Bin Muamad Bin Sa’d Bin Abi Waqqos RA, bahwa ia berkata, “Ayahku mengajarkan kepadaku, Tentang sejarah perang Rasulullah dan ekspedisinya, dan ayah juga mengatakan kepadaku, Wahai anakku, sesungguhnya Shirah merupakan kemulian Bapak-bapak kalian. Maka, sekali-kali jangan sampai kalian melupakannya” (Khatib Al Baghdadi, Al Kifayah fi ílmi Ar-riwayah)

Keempat: Ajaklah anak-anak untuk mengunjungi perpustakaan terdekat dan mengunjungi toko buku di waktu liburan. Karena Lebih baik anak membelanjakan buku yang bermanfaat dan berkualitas dari pada hanya sekadar membeli hal-hal yang kurang bermanfaat. Sehingga sejak dini mereka terbiasa belajar dan memprioritaskan sesuatu yang utama dan baik serta memiliki banyak makna dan manfaatnya. “Buku adalah Jendela Dunia” yang mampu membangkitkan motivasi dan daya nalar anak.

Kelima : Bila daya baca anak semakin meningkat seiring perkembangan usia anak, maka mulai usia kelas empat bisa diikutkan pelatihan untuk menambah kapasitas belajar anak; mulai cara membaca cepat (Speed Reading), Mengingat cepat (Short Memory System) dan meringkas cepat/peta pikiran (Mind Mapping). Ketiganya itu semakin mendukung meningkatkan kapasitas belajar anak dengan optimal apabila diikuti dengan baik dan banyak melatih diri. Kelima: sebagai referensi bagi para orangtua bila anak sudah tumbuh minat baca dan “keranjingan membaca” maka para orang tua bisa akses buku “e-book” baik yang berbayar maupun yang gratis. E-book memang tidak memiliki bentuk fisik, karena E-book hanya berbentuk sebuah file yang biasanya berkesktensi .pdf yang bisa dibuka melalui perangkat desktop maupun mobile. Mengakses E-book tidak semuanya bisa diakses secara gratis, karena sudah banyak pula E-book yang berbayar. Untuk versi gratis, bisa mencarinya di internet sesuai genre buku yang dicari.

Lantas dimana kita bisa mendapatkan e-book yang bagus dan berkualitas namun tetap bisa kita akses secara gratis? Bisa buka link: openlibrary.org, manybooks.net, bookboon. com, getfreeebooks.com, ebookdirectory. com dll. Akan tetapi semua itu disesuaikan dengan kebutuhan anak , dan terus berupaya mencari literasi yang layak dibaca anak sesuai perkembangan dan pertumbuhan usia anak. Semoga kita mampu menjadi orangtua yang mendampingi tumbuh kembang anak dengan lingkungan yang kondisif, aman, nyaman dan bersandar dengan spiritualitas yang menguatkan serta wawasan semakin luas. (Drs. H. Subiyanto)

Membangkitkan Minat Baca Anak