
Mati dalam Keadaan Islam
Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada hambaNya hingga secara husus mengarahkan agar kita mati dalam keadaan Islam sebagaimana Allah telah berfirman dalam Surat Al Imran 102,
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah sebenar- benar taqwa kepadaNya dan janganlah sekali- kali kamu mati melainkan dalam keadaan Beragama Islam”.
Ada hikmah menarik dari ayat ini, diantaranya:
1. Soal mati, tidak seorangpun hamba Allah yang mengetahui kapan meninggal dunia. Jika dikatakan “jangan mati” padahal mati adalah otoritas Allah maka sesungguhnya kita diingatkan bahwa :
-
Mati adalah peristiwa yang pasti terjadi pada yang bernyawa.
-
Mati adalah peristiwa yang hanya Allah SWT yang mengetahui waktunya.
-
Mati adalah peristiwa yang tidak bisa diminta tunda maupun sebaliknya diminta maju oleh insan meski hanya sejenak.
-
Mati adalah peristiwa yang tidak diketahaui penyebabnya, apakah sakit, kecelakaan, usia sudah tua atau terlalu kecil saat lahir dan lain-lain.
-
Mati adalah peristiwa yang pasti terjadi, tidak mengenal strata dan level manusia.
2. Kita harus siapkan diri menghadapi kematian. Dikarenakan mati tidak diketahui oleh insan tentang waktunya maka manusia harus siap siaga menghadapinya kapanpun mati menimpanya. Siapkan kondisi diri ini dengan baik. Nabi mengingatkan bahwa kondisi iman manusia bisa naik turun bahkan hilang sama sekali.
Terkait informasi ayat tersebut maka harus ada upaya bahwa setiap saat kondisi iman kita harus selalu baik sehingga saat kematian terjadi performa kita juga baik.
Kembalinya insan keharibaan Ilahi bakal menjumpai dua kemungkinan : mendapat sambutan yang penuh kasih sayang dan kemuliaan atau kemungkinan sebaliknya ada insan yang tidak mendapat sambutan sama sekali, sigap maknanya adalah saat kematian kondisi iman sedang puncak kekuatannya.
Maka marilah berusaha keras mati dalam keadaan sedang beramal baik, misalnya mungkin sedang sholat, sedang mengumumkan adanya pembinaan guru Al Quran, sedang rapat membahas kurikulum tahfidz berbasis karakter, sedang mempersiapkan bagaimana Pendidikan anak-anak Islam bisa berkualitas, sedang memberitahu kepada seseorang yang sedang bertanya tempat masjid, sedang berfikir bagaimana orang mudah belajar Al Quran dan lain-lain.
3. Kemungkinan kondisi orang saat meninggal adalah : dalam keadaan husnul khotimah, atau dalam keadaan su’ul khotimah, atau dalam keadaan biasa saja.
Insan tidak ada yang bisa memastikan, hanya usaha yang bisa dilakukan yaitu membiasakan amal baik dengan harapan saat wafat nanti kondisinya otomatis sedang dalam keadaan yang baik.
4. Bagi orang tertentu mati bisa menimbulkan menyesal di akhiratnya. Setiap insan akan ditemani amal baiknya di akhirat nanti, jika dia memiliki stok amal baik yang memadai maka dia akan senyum gembira di sisi Allah, namun sebaliknya bagi yang miskin dengan amal baik dia menyesal dan ingin kembali ke dunia untuk berbuat baik dan hal itu tidak mungkin.
Semoga ajakan Allah dari surat Ali Imran tersebut membuka pintu hati kita untuk selalu sigap mempersiapkan panggilan Allah menjadi husnul khotimah. Amiin.