Kembali
image
Keislaman

Mari Bersedekah

6 tahun yang lalu ● Dibaca 1042x

Sedekah tidak akan mengurangi harta kita, justru menambahnya. Islam mengajarkan umatnya untuk gemar bersedekah.

Sedekah memang sederhana. Perbuatan ini tidak melulu dalam bentuk harta, tetapi mencakup amal atau perbuatan baik kepada orang lain. Saat kita tersenyum kepada orang lain ketika berpapasan di jalan saja itu sudah sedekah. Memberikan senyuman kepada sesama termasuk sedekah sebagaimana yang tercantum dalam hadis riwayat Tirmidzi dan Abu Dzar.

Sedekah berasal dari bahasa Arab, yakni shadaqoh. Sedekah memiliki arti memberikan sesuatu kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa ada batasan jumlah dan batas waktu tertentu. Dapat dikatakan sedekah adalah amalan baik yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Sejalan dengan itu, tak bisa dimungkiri bila ada sebuah ungkapan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah dan berlomba-lombalah dalam bersedekah. Kalimat tersebut merupakan motivasi untuk manusia, khususnya umat Islam, selalu berbagi dalam keadaan suka maupun duka.

Sebab, Islam selalu mengajarkan umatnya untuk menyisihkan sebagian hartanya dengan cara bersedekah kepada orang lain yang membutuhkan. Selain untuk berbagi dan sebagai bekal amal di akhirat, sedekah bertujuan untuk menyucikan harta. Sedekah tak harus dilakukan pada saat membayar zakat ataupun infak. Di mana pun dan kapan pun, kaum muslim bisa bersedekah. Yang terpenting adalah niat baik Mari Bersedekah dalam hati kita. Besar kecilnya adalah urusan Allah SWT. Ganjarannya adalah amalan baik.

Dalam Islam, sedekah atau berbagi kepada sesama adalah salah satu bukti bahwa seorang hamba bertakwa kepada Allah SWT. Sebba, Rasulullah SAW bersabda, ”Bertakwalah kepada Allah SWT di mana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan keburukan. Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang mulia” (HR Tirmidzi). Hadis tersebut mengandung tiga wasiat Nabi SAW yang sangat penting, yakni wasiat tentang hubungan secara vertikal manusia kepada Allah (habluminallah) dan hubungan secara horizontal sesama manusia (habluminannas).

Tidak menunda melakukan amal saleh adalah wasiat Nabi yang kedua. Dosa kecil dapat terhapuskan dengan perbuatan baik, yakni bersedekah. Ketika terjerumus dalam dosa dan maksiat, wajib bagi manusia untuk segera bertobat. Caranya tidak melakukannya lagi dan salah satunya dengan bersedekah kepada orang lain yang membutuhkan.

Wasiat Nabi yang ketiga adalah memiliki akhlak mulia. Akhlak mulia dalam arti hubungan antar sesama manusia (habluminannas). Cara yang paling mudah adalah tersenyum yang diiringi wajah berseri ketika bertemu dengan orang lain dan bertegur sapa. Karena itu, Rasulullah SAW mengaitkan antara akhlak mulia dan iman yang sempurna.

Baginda Nabi SAW bersabda, ”Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya,” (HR Tirmidzi). Dengan memiliki akhlak yang mulia, otomatis seorang manusia akan dicintai oleh manusia lainnya, terlebih lagi Allah dan Rasulullah SAW. Dalam hadis Bukhari juga disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, ”Menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan adalah sedekah bagimu.”

Rasulullah juga bersabda, ”Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi sedekah” (HR Ibnu Majah).

Maka, sudah selayaknya kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW melaksanakan salah satu perbuatan baik yang beliau perintahkan, yaitu bersedekah. Mengapa harus ditunda? Mari bersedekah! (eko)

Mari Bersedekah