Kembali
image
Keislaman

Maksimalkan Kebaikan Dihari Jumat

3 tahun yang lalu ● Dibaca 858x

Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa berlomba-lomba melaksanakan kebaikan kepada siapapun, hal itu disampaikan dalam surah Al-Baqara ayat 148 berbunyi, “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Sudah sepantasnya kita maksimalkan berbuat baik dengan berbagi kepada orang yang membutuhkan, apalagi sedekah dihari jumat pahala akan dilipatgandakan oleh Allah Swt.

Tertulis dalam kitab al-Umm, Imam al-Syafi’i meriwayatkan hadist: "Telah sampai kepadaku dari Abdillah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah bersabda, 'Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari Jumat sesungguhnya shalawat itu tersampaikan dan aku dengar'. Nabi bersabda, 'Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan'." (Imam al-Syafi’i, al-Umm, juz 1, hal. 239)

Kita renungkan sejenak, banyak disekeliling kita masyarakat yang membutuhkan uluran bantuan kita. orang-orang kelaparan, santri yang putus sekolah, santri yang belajar dengan kondisi fasilitas yang kurang baik, dan selainnya.

Sekecil apapun kebaikan yang sahabat berikan nantinya akan dicacat kebaikan dan dilipat gandakan oleh Allah Swt. Baik dalam membantau saudara kita dengan tenaga, barang, dan uang semua memiliki nilai kebaikan masing-masing. Jangan takut untuk bersedekah berapapun jumlahnya, karena janji Allah pasti kepada hamba-Nya tentang pengganti terbaik kelak. Sebab, rezeki terbaik sudah disiapkan kepada hamba-Nya yang mau melakukan kebaikan didunia.

Sedekah tidak harus menunggu kaya, meskipun dalam kondisi sulit sekalipun kita bisa melaksanakan sedekah sebagai bentuk takwa kita kepada Allah Swt. yang sudah termaktub dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 134 menerangkan bahwa kita berinfaq atau sedekah di waktu lapang maupun sempit. Memberikan harta terbaik tidak hanya dihitung dari segi jumlah, melainkan dengan niatan yang tulus ketika lapang memberikan harta lebih, ketika sempit sedekah dengan jumlah yang sama.

Belajar dari sahabat Nabi Muhammad Saw. yang dermawan yakni Abdurrahman bin Auf, waktu itu berdoa agar menjadi miskin setelah mendengar sabda Rasulullah Saw. berbunyi “orang yang kaya akan lebih lama menjalani perhitungan amal dibanding orang yang miskin dan saya sungguh bersama orang-orang fakir dan miskin.”

Kemudian, Sesudah perang Tabuk, tumbuhan kurma siap panen yang ditinggalkan para sahabat menjadi busuk dan harganya anjlok. Kabar ini menyebar ke seantero Kota Madinah dan sampai ke telinga Abdurrahman bin Auf.

Abdurrahman bin Auf membeli dengan harga yang normal hingga masyarakat Madinah berbondong-bondong menjual. sudah selesai semua menjual sampai harta yang dimiliki Abdurrahman bin Auf ludes dan menjadi miskin, mengungkapkan syukur atas terkabulnya doa yang dipanjatkan.

Namun tidak berselang lama, kemiskinan enggan berhinggap pada Abdurrahman bin Auf. Sehari kemudian, datanglah utusan dari negeri Yaman ke kota Madinah mengabarkan bahwa Yaman sedang terjangkit wabah. Dokter mencari obat berupa kurma busuk, datanglah kepada Abdurrahman bin Auf untuk membeli kurma tersebut dengan harga 10 kali lipat dari harga yang beliau beli pada saat itu.

Dari cerita tersebut, kita belajar betapa dahsyatnya saat kita menolong orang lain saat dalam kesusahan. Allah Swt. akan menggantinya dengan berlipat-lipat kebaikan dalam bentuk apapun, entah harta, rezeki sehat, dan selainnya. Kaya atau miskin hanya sementara saja saat kita hidup di dunia.

Saat kita mati kelak nantiya hanya amal perbuatan yang dibawa ke akhirat, kita tidak tahu kematian kapan datang kepada diri kita, mempersiapkan bekal merupakan jalan yang terbaik untuk kita kelak ketika tidak berada di dunia. (Akbar Trio Mashuri)