Kembali
image
Keislaman

Maaf dan Memaafkan

2 tahun yang lalu ● Dibaca 443x

Maaf memaafkan merupakan perbuatan yang mulia. Momen hari raya idul fitri merupakan kesakralan bagi umat Islam di Indonesia, pasalnya terdapat budaya saling maaf dan memaafkan satu dengan lainnya selama satu tahun. Dengan saling maaf memaafkan kita dapat mempererat hubungan kita sesama manusia. 

Memaafkan seseorang dapat memberikan kelegaan emosional dan mencegah pembangunan perasaan dendam yang tidak sehat. Namun, memaafkan bukanlah hal yang mudah dilakukan, terutama jika luka yang disebabkan cukup besar. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika memaafkan seseorang, seperti meresapi perasaan kita sendiri dan memastikan bahwa kita tidak merugikan diri sendiri dengan memaafkan.

Di sisi lain, meminta maaf juga tidak selalu mudah. Meminta maaf dengan tulus dan menerima konsekuensi dari tindakan kita adalah bagian dari proses untuk memperbaiki hubungan yang rusak. Jangan takut untuk mengakui kesalahan kita dan mengambil tanggung jawab atas tindakan kita. Namun, meminta maaf bukan berarti semua kesalahan dapat diampuni. 

Ada situasi di mana tindakan yang dilakukan terlalu buruk atau tidak dapat diterima, dan dalam situasi tersebut, maaf mungkin tidak cukup. Namun, terlepas dari apakah seseorang memaafkan atau tidak, meminta maaf tetaplah tindakan yang baik dan dapat membantu memperbaiki hubungan.

Sebagaimana ayat Al-Quran menjelaskan memaafkan dan berbuat baik di surah al-Shura ayat 40 "Dan barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (pertolongan) Allah." 

Pada ayat diatas dapat diketahui selayaknya kita memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang telah berbuat jahat kepada kita. Nabi muhammad Saw mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada semua orang, apabila ada orang yang berbuat jahat kepada kita selayaknya tidak boleh membalas dengan kejahatan, melainkan dengan kebaikan.

Dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan betapa pentingnya maaf dan memaafkan dalam Islam. Salah satu kisah yang terkenal adalah kisah tentang maaf yang diberikan Nabi kepada salah satu sahabatnya yang melakukan kesalahan. Kisah tersebut berkisar pada seorang sahabat bernama Thalhah bin Ubaidillah. 

Pada suatu hari, Thalhah meminta izin untuk pergi ke Madinah untuk menemui keluarganya. Nabi Muhammad memberinya izin dan meminta Thalhah untuk segera kembali ke medan perang setelah menyelesaikan urusannya di Madinah. 

Namun, ketika Thalhah tiba di Madinah, dia mendapati bahwa keluarganya sedang menghadapi kesulitan dan membutuhkan bantuan finansial. Sebagai seorang muslim yang baik hati, Thalhah memberikan sebagian besar harta yang dia miliki kepada keluarganya, dan mengambil sisa uang yang sedikit untuk kembali ke medan perang.

Ketika Thalhah tiba di medan perang, Nabi Muhammad menanyakan kepada Thalhah mengapa dia terlambat. Thalhah mengaku bahwa dia mempersembahkan sebagian besar harta yang dia miliki kepada keluarganya, dan hanya menyisakan sedikit uang untuk kembali ke medan perang. Mendengar ini, Nabi Muhammad sangat marah dan menyebut Thalhah sebagai pengkhianat dan orang yang tidak bisa dipercaya. 

Namun, kemudian Nabi Muhammad menyadari kesalahannya. Dia menyadari bahwa Thalhah melakukan tindakan yang baik dengan memberikan sebagian besar hartanya untuk membantu keluarganya yang membutuhkan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad mengambil kembali kata-katanya dan memberikan maaf kepada Thalhah. 

Kisah ini menunjukkan bahwa meskipun Nabi Muhammad awalnya marah terhadap Thalhah karena kesalahpahaman, Nabi Muhammad kemudian memaafkan Thalhah ketika dia menyadari kesalahan sendiri. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memaafkan kesalahan orang lain dan mengambil sikap yang bijak dan penuh kasih sayang dalam hubungan antara sesama muslim. 

Dengan kisah dari Nabi Muhammad Saw. kita dapat mengambil pelajaran dan mau memaafkan segala bentuk kesalahan saudara kita di bumi. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang dicintai oleh Allah Swt. dan kelak mendapatkan ridho-Nya.