
Lima Tanda Orang yang Bertakwa
Maqalah diambil dari Buku Nashoihul Ibad dari Ustman bin Affan, Ia berkata,
“Lima Tnda orang yang bertakwa, yaitu: pertama, tidak duduk kecuali bersama orang yang agamanya baik dan mengalahkan farji serta lisannya; kedua, apabila ditimpa sesuatu yang berat di dunia, ia melihat akan bahayanya; ketiga, apabila ia ditimpa sedikit saja dari agamanya, ia menjadikan hal itu sebagai sesuatu yang menguntungkan; keempat, tidak memenuhi perutnya dengan barang halal karena tercampur dengan barang haram; kelima, memandang orang lain selamat dan memandang dirinya sendiri celaka.”
Dari maqalah yang disampaikan oleh Ustman bin Affan memberikan kita pengingat bahwa di dunia ini kita tidak terlepas dari lima perkara tersebut, karena takwa ialah proses manusia mendekatkan diri pada Tuhannya. Dengan cara menjalankan perintahnay dan menjauhi larangannya.
Bagian pertama, mengingatkan kita bahwa menjaga lisan itu penting agar terhindar dari dosa, pepatah mengatakah lidah manusia lebih tajam dari pisau. Karena dengan perkataan manusia berani berbuat sesuatu yang lazim menurutnya dengan dipengaruhi oleh emosi yang dimunculkan.
Bagian kedua, memandang dunia itu secukupnya dan manusia berada di dunia hanya sebagai perantara untuk menuju Surga Allah Swt. Apa yang kita miliki saat ini tidak akan dibawa saat sudah meninggal dunia, yang menghantarkan kita menuju surganya ialah dengan cara memanfaatkan apa yang kita miliki untuk memantu sesama manusia. Namun, apabila hal buruk menimpa kita di dunia merupakan bentuk penghambaan kita kepada Allah Swt.
Bagian ketiga, ujian mendewasakan seseorang. Ujian yang diberikan oleh Allah Swt. sebagai bentuk bergugurnya dosa dan seharusnya membuat kita beruntung. Dengan ujian tersebut, membawa kita menuju ke arah yang lebih baik dan menjaga diri lebih baik lagi ke depannya.
Sebagaiman dalam hadis bahwa ujian akan menggugurkan dosa,
Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda, “Ujian akan senantiasa menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, anaknya, dan hartanya. Sampai kelak berjumpa dengan Allah ta’ala dalam keadaan tidak membawa dosa.” [HR. Tirmidzi, Hasan Shahih]
Bagian keempat, menjaga diri dengan yidak memenuhi perut kita dengan barang yang halal, khawatirnya tercampur dengan barang yang haram. Hal ini mengajarkan kita untuk prorses bertakwa, adanya kehati-hatian dengan apa yang kita konsumsi. Sebab yang kita makan akan menjadi darah daging yang mengalir.
Bagian kelima, selalu memandang orang lain dengan perasangka baik. Orang yang bertakwa kepada Allah Swt. juga menghidupi dirinya dengan menjaga keadamaian atau mempererat silaturrahmi dengan sesama manusia, karena sebagai bentuk hubungan baik kepada manusia (hablum minan nas). (redaksi lazis nurul falah)