Kembali
image
Keislaman

Kurangi Mengeluh Banyak Bersyukur

19 hari yang lalu ● Dibaca 224x

Dalam hidup ini, tidak ada satu pun manusia yang lepas dari ujian. Ada yang diuji dengan kekurangan, ada pula yang diuji dengan kelimpahan. Namun, yang membedakan adalah bagaimana kita merespons ujian tersebut. Bersyukur menjadi kunci penting untuk menenangkan hati, menenangkan pikiran, dan melihat sisi terang dari setiap kondisi. 

Mensyukuri Nikmat Allah SWT

Setiap manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada yang fisiknya kuat, ada yang cerdas secara intelektual, ada pula yang lembut hatinya. Keunikan inilah yang menjadi tanda bahwa nikmat Allah SWT tak pernah sama. Meski tidak semua orang diberi dalam hal yang sama, tetapi setiap orang pasti memiliki sesuatu yang layak disyukuri. Bahkan kekurangan sekalipun bisa menjadi bentuk kasih sayang Allah yang tersembunyi.

Kondisi hidup juga sangat beragam. Ada yang diberi kelapangan rezeki, ada pula yang hidup sederhana namun penuh ketenangan. Perbedaan kondisi bukanlah hal yang harus dikeluhkan, justru menjadi alasan untuk terus bersyukur karena Allah telah memberi apa yang paling kita butuhkan, bukan selalu yang kita inginkan. 

Pernyataan di atas ditegaskan dalam Al-Qur'an: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).

Dengan menyadari bahwa segala sesuatu adalah pemberian Allah, maka hati kita akan lebih mudah merasa cukup. Syukur menjadi jembatan untuk menerima dan menikmati hidup, tanpa harus merasa iri terhadap apa yang dimiliki orang lain. Justru, dengan banyak bersyukur, Allah menjanjikan tambahan nikmat-Nya. Inilah rahasia mengapa orang yang bersyukur selalu tampak bahagia.

Cara Mensyukuri Nikmat Allah

Mensyukuri nikmat Allah tidak cukup hanya di hati, tetapi juga harus tampak dalam ucapan dan perbuatan. Cara mensyukuri nikmat Allah SWT diantaranya:

1. Mengucap “Alhamdulillah”

Langkah paling sederhana dalam bersyukur adalah mengucapkan kalimat “Alhamdulillah” setiap kali mendapat nikmat, sekecil apapun itu. Ungkapan ini bukan hanya bentuk pujian kepada Allah, tetapi juga penegasan kepada diri sendiri bahwa kita sadar dan menerima pemberian-Nya. Mengucapkan Alhamdulillah juga melatih lidah untuk selalu menyebut nama-Nya, menjaga hati agar tetap rendah dan tidak sombong atas apa yang dimiliki.

Lebih dari itu, membiasakan diri mengucap syukur dalam situasi senang maupun susah adalah bentuk keimanan yang matang. Sebab, sejatinya dalam setiap peristiwa, selalu ada sisi positif yang bisa disyukuri. Bahkan saat tertimpa musibah, kita masih bisa bersyukur karena diberikan kekuatan untuk menghadapinya.

2. Tidak Membandingkan dengan Orang Lain

Salah satu penyebab utama seseorang sulit bersyukur adalah karena terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain. Media sosial, misalnya, membuat kita lebih sering melihat pencapaian orang lain tanpa tahu perjuangan di baliknya. Padahal, setiap orang memiliki perjalanan dan rezeki masing-masing yang sudah Allah atur dengan sebaik-baiknya.

Dengan berhenti membandingkan, kita bisa lebih fokus pada apa yang sudah dimiliki. Kita akan lebih mampu menghargai hal-hal kecil yang sering luput dari perhatian. Kehidupan yang sederhana pun terasa cukup saat kita berhenti mengukur kebahagiaan dengan standar orang lain.

3. Berbagi dengan Sesama

Salah satu bentuk rasa syukur yang paling nyata adalah berbagi kepada sesama. Saat kita mendapatkan rezeki, baik berupa harta, ilmu, atau tenaga, berbagi akan membuat nikmat itu semakin bertambah dan terasa bermakna. Tidak harus menunggu kaya untuk bisa berbagi, karena kebaikan sekecil apapun tetap bernilai besar di sisi Allah SWT.

Berbagi juga menjadi sarana untuk menjaga hati tetap lembut dan rendah hati. Kita akan lebih sadar bahwa hidup bukan hanya soal menerima, tetapi juga memberi. Saat melihat senyum dari orang yang kita bantu, di sanalah nikmat syukur itu terasa paling dalam dan menyentuh.

4. Meningkatkan Ibadah

Mensyukuri nikmat Allah juga dapat dilakukan dengan meningkatkan ibadah. Semakin banyak nikmat yang kita terima, maka seharusnya semakin giat pula kita mendekat kepada-Nya. Ibadah seperti salat, puasa, membaca Al-Qur’an, dan amal baik lainnya akan membuat hati lebih tenang dan hidup lebih terarah. Inilah bentuk syukur yang langsung menghubungkan kita dengan Sang Pemberi Nikmat.

5. Berdoa “Istiqomah”

Bersyukur juga harus menjadi kebiasaan yang dilakukan secara konsisten. Untuk itu, kita perlu memohon kepada Allah agar diberikan keistiqomahan dalam bersyukur. Doa menjadi sarana penting agar hati terus ingat dan tidak lalai dari nikmat yang diberikan. Misalnya dengan berdoa: "Ya Allah, jadikanlah aku hamba-Mu yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Mu dan istiqomah dalam kebaikan."

Ketika kita berdoa dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan menguatkan hati kita untuk terus berada di jalan yang benar. Istiqomah dalam bersyukur tidak hanya memperkuat hubungan spiritual, tetapi juga menjaga kita dari sifat kufur nikmat. Karena bersyukur bukan hanya soal mengenali nikmat, tetapi juga memeliharanya dengan amal dan kebaikan.

Dengan bersyukur, hidup terasa lebih lapang dan hati menjadi lebih damai. Mari kita biasakan diri untuk mensyukuri setiap nikmat, agar keberkahan senantiasa mengiringi langkah kita. Bersyukur bukan hanya membuat kita bahagia, tetapi juga membuka jalan rezeki dan kebaikan dari Allah SWT.