Kembali
image
Keislaman

Khutbah Jumat : Menjadi Muslim yang Ramah

2 tahun yang lalu ● Dibaca 680x

Khutbah I

الحَمْدُ للهِ الَّذي خلقَ الاءنسانَ و علَّمه البيان, الذي جعَلَ العِلمَ سَبَبَ لصِحَّة الاءسلامِ والاءيمان, أشهد أن لا~إلهَ إلا اللهُ وحده لا شريك له الحليمُ المنَّان, وأشهد أنَّ سيِّدنا محمّداً عبده ورسوله الذي أظهر الدَّين الحقِّ على السَّائر العديان, اللهم صل وسلم على عبدك ورسولكَ محمدٍ سيِّدِ ولَدِ العديان, وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم  يحشر الإنسان, أمَّا بعد, فيا أيُّها الإخْوان, رحمكمُ الله,وإيَّا كم بتقوى اللهِ وطاعتهِ لعلَّكم ترحمون, قال  الله تعالى : 

Marilah kita semua senantiasa mendekatkan diri kita kepada Allah Swt, meningkatkan keimanan dengan berbuat ma’ruf dan mencegah yang munkar.  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Berbuat ramah kepada siapapun yang ada di bumi, baik kepada manusia dan alam. Nabi dan Rasul sudah mencontohkan bagaimana sikap kita terhadap saudara seiman dan saudara kemanusiaan.

Seperti Contoh Nabi Muhammad Saw, bersikap ramah kepada kaum yang pernah disakiti sekalipun. Tidak membalas dengan hal serupa, melainkan penuh sikap ramah dan kasih sayang. Saat Nabi Muhammad Saw menyuapi makanan ke pengemis Yahudi di ujung pasar Madinah, kemudian rasulullah dihina terus menerus. Saat itu juga Nabi Muhammad Saw tidak membalas dengan marah, melainkan tetap bersikap ramah dan menyuapinya.

Inilah keindahan dan cerminan Islam sesungguhnya, bersikap ramah kepada semua orang. Sejatinya, semua itu adalah kebaikan walau hanya tersenyum. Seperti dijelaskan dalam hadist riwayat Muslim, Rasulullah Saw bersabda : 

لاتَحْقِرَنَّ مِنَ المَعْرُوفِ شَيئاً, ولوْ أن تَلْقى أخاك بِوجهٍ طلقٍ

“Jangan meremehkan kebaikan sekecil apapun, meskipun hanya memasang wajah ceria kepada semua orang.” (HR Muslim (2626) dari Abu Dzar Al-Ghifari).

Itulah kenapa kita semua senantiasa membuat orang lain ceria dengan perbuatan kita, atau juga bisa dengan tersenyum. Karena tersenyum kepada orang lain termasuk sedekah. Hadits riwayat Tirmidzi, Rasulullah Saw bersabda :

تَبسُّمُكَ في وجْه أخيك لكَ صَدَقَةٌ

“Senyum dihadapan saudaramu adalah sedekah.” (HR Tirmidzi dari Abu Dzar Al-Ghifari)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dalam Buku Abdul wahid berjudul, Senyum Indah Kanjeng Nabi. Menceritakan ketika Ummu Aiman mendatangi Nabi Muhammad Saw dan meminta unta yang bisa membawanya bepergian. Perempuan yang pernah menjadi ibu Asuh Nabi itu hendak melakukan perjalanan yang cukup jauh. Ia datang dengan wajah serius dan penuh harapan.Nabi yang mampu membaca ekspresi wajah Ummu Aiman, melontarkan candaan ringan.

“Baik. Aku akan memberimu seekor unta untuk kamu tunggangi,” jawab Nabi.

“Bagaimana bisa anak unta membawaku beserta barang dan bekal perjalananku?” balas Ummu Aiman.

Lalu Nabi Muhammad Saw memberi unta besar kepada Ummu Aiman sembari berkata, “Aku tidak mengatakan anak unta yang hendak kuberikan untukmu itu kecil. Bukankah unta besar juga merupakan anak unta?”

Perempuan yang cukup berjasa dalam hidup Nabi itu pun tersenyum dan berterima kasih kepada Nabi Muhammad Saw.

Contoh tersebut menggambarkan bagaimana indahnya bersikap ramah, tentu saja membuat orang lain bahagia. Kita dalam lingkungan sendiri juga harus seperti itu, paling terkecil dengan keluarga, tetangga, saudara seiman dan kemanusiaan.

Hilangkan rasa kebencian yang ada di dada, karena kita sebagai hamba tentu saja mentaati  apa yang ada didalam alquran dan perilaku Nabi sebagai pedoman Hidup. Allah ta’ala berfirman,

“Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhi diri dari sekelilingmu.” (Qs: Ali Imran 159).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Untuk menjadi muslim yang ramah, hendaknya kita selalu bersikap baik kepada semua orang. Menjauhkan segala prasangka yang ada di dalam diri kita. Menyedekahkan sebagian harta kepada orang yang membutuhkan, tanpa mengharapkan imbalan apapun.

Memang kita tidak sebanding dengan apa yang dilakukan nabi, karena kewajiban dan tanggung jawab kita sangat berbeda. Namun, kita tetap bisa mencontoh perilaku nabi dengan semaksimal mungkin. Sebab Nabi diturunkan dimuka bumi ini sebagai penyempurna akhlak manusia. 

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu membuat orang lain bahagia, berbuat ma’ruf dan mencegah yang munkar. Kebaikan akan senantiasa dinilai kebaikan tanpa terkecuali. 

Islam selalu mengajarkan umatnya untuk selalu tersenyum (bersyukur) segala nikmat yang telah diterima. Karena kebanyakan senyum adalah perbuatan baik yang selalu diremehkan oleh kebanyakan orang.

Kirannya khutbah yang saya sampaikan bermanfaat bagi kita semua. Semoga saya, kamu, dan kita semua termasuk orang-orang yang terus berusaha menjadi muslim yang ramah, memperlihatkan Islam yang sesungguhnya, yakni Islam rahmatan lil ‘alamin

جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَا ئِزِيْنَ الْآمِنِيْنَ، وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ الصَّا بِرِيْن. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (١٩) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (٢٠) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (٢١) إِلَّا الْمُصَلِّينَ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّا حِمِيْنَ  

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، وَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ  

Penulis : ATM (redaksi LAZIS Nurul Falah)