
Keutamaan Saling Maaf dan Memaafkan di Momen Idulfitri
Taqabbalallahu minna wa minkum Wa ja’alana minal ‘aidin wal faizin
Artinya: Semoga Allah menerima (puasa) kita dan menjadikan kita kembali (dalam keadaan suci) dan termasuk orang-orang yang mendapatkan kemenangan.
Tidak terasa Ramadhan 1445 H sudah kita lewati selama satu bulan penuh. Bulan mulia dimana segala amalan baik dalam bulan ini akan dilipatgandakan oleh Allah SWT, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim berikut ini:
“Barangsiapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan, barangsiapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hikmah dari bulan Ramadhan adalah belajar menahan hawa nafsu, istiqomah dalam beribadah, dan bersyukur. Selain itu, keistimewaan lain di bulan yang penuh berkah ini adalah adanya ampunan atas dosa-dosa kepada Allah SWT. Lantas bagaimana dengan dosa kita kepada sesama manusia?
Sebagai manusia tentu tidak luput dari kesalahan baik dari perkataan, tingkah laku atau perbuatan yang menyakiti sesama, baik kepada teman keluarga, maupun orang di sekitar kita. Maka dari itu, momen Idul Fitri menjadi momen yang tepat untuk saling memaafkan dengan orang-orang disekitar untuk melunturkan segala dosa sesama manusia. Tuntunan untuk saling memaafkan juga disampaikan dalam ayat Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 199 berikut ini:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ
Artinya: “Jadilah pemaaf, perintahlah (orang-orang) pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh.”
Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bersama bahwa sifat pemaaf merupakan sifat yang terpuji. Selain itu, saling memaafkan juga memiliki keutamaan sebagai berikut:
1. Sifat memaafkan adalah sikap yang terpuji
Sifat pemaaf dalam bahasa Arab disebut dengan al-’afw yang juga memiliki arti penghapusan, ampun, atau bertambah. Sifat mahmuda ini perlu ada pada individu setiap muslim. Keutamaan mempunyai sifat pemaaf juga disebut sebagai sifat orang yang bertaqwa disisi Allah SWT. Orang yang suka memaafkan juga mendapatkan julukan sebagai orang yang mulia, sebagaimana disampaikan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Huraira ra, Rasulullah SAW bersabda:
Musa bin Imran a.s, berkata: “Wahai Tuhanku diantara hamba-hamba-Mu, siapakah orang yang paling mulia dalam pandanganMu?” Allah Azza Wajlla menjawa,”Orang yang memaafkan walaupun ia mampu membalas.” (HR. Baihaqi)
2. Memaafkan merupakan sifat Rasulullah
Diantara sifat Rasulullah SAW, adalah suka memaafkan, beliau memaafkan orang yang membenci dan menyakiti perasaannya. Airah RA pernah ditanya terkait watak dan pribadi Rasulullah, ia pun menjelaskan:
“Rasulullah SAW orang paling bagus akhlaknya, beliau tidak pernah kasar, berbuat keji dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Beliau adalah pribadi yang pemaaf dan mendamaikan.” (HR. Ibnu Hibban)
3. Lebaran menjadi momen menjalin silaturahmi
Tradisi saling bermaafan yang menjadi momen menjalin silaturrahmi merupakan salah satu tradisi khas yang ada di Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi ini disebut dengan Halal bi halal, yang diartikan sebagai “hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, biasanya diadakan di sebuah tempat oleh sekelompok orang.” Dengan adanya tradisi saling memaafkan di Hari Raya Idul Fitri jalinan tali silaturahmi kita dengan sesama sanak saudara dapat terjaga dengan baik.
Anjuran menyambung tali silaturahmi juga diajarkan oleh Rasulullah, setelah beliau melaksanakan sholat Idul Fitri, saat pulang Rasulullah mengambil jalan yang berbeda dengan maksud untuk bertemu dengan banyak orang dan memanjangkan tali silaturahmi, karena sesama muslim adalah saudara bagi muslim lainnya.
Penulis : Izam Lisa'iharodiyah (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel)