
Ketika Umar bin Abdul Aziz Bertemu Pemuda Mabuk
Sudah menjadi kebiasaan Khalifah Umar bin Abdul Aziz melakukan blusukan ke pasar, ke kampung kumuh, dan bergaul dengan orang miskin. Mereka semua tidak tahu bahwa yang diajak bicara adalah khalifah yang dikenal jujur, sangat hati atau wara’, dan sederhana.
Ketika masih menjadi khalifah di Mesir, Umar bin Abdul Aziz sering melakukan blusukan. Begitu juga ketika dipercaya sebagai khalifah Bani Umayyah, kebiasaan itu masih dilakukan.
Pada suatu hari, ia melakukan blusukan ke pasar-pasar di kota Bahdad. Bukan hanya yang di kota, tapi juga desa-desa. Dengan pakaian yang sangat sederhana, ia masuk ke pasar di pinggiran Bahdad. Semua pedagang dan penduduk yang sedang belanja tidak tahu. Sebab, sang khalifah memakai baju lusuh.
Konon ada 14 tambalan di bajunya. Khalifah ditemani pengawal yang tidak banyak. Tak sampai 10 orang. Semuanya diminta memakai baju yang sederhana. Tidak tampak seperti tentara yang sedang bertugas.
Karena itu, mereka bisa santai masuk ke pasar. Ketika sampai di pinggiran pasar, dilihatnya ada sekelompok pemuda yang sedang duduk di selembar tikar lusuh. Ada minuman keras di situ. Para pemuda tersebut mabuk. Ada yang mabuk berat sampai tak sadarkan diri. Ada yang mabuk ringan dan ngomel-ngomel.
Mengetahui hal itu, Umar bin Abdul Aziz mendekati. Khalifah memerintahkan pengawalnya untuk menangkapnya. Namun, ada pemuda yang mabuk ringan langsung marah-marah dan menghina khalifah sehingga menjadi perhatian pedagang dan pengunjung pasar.
Mengetahui yang dihina adalah khalifah, ada pedagang yang marah dan mau memukul pemuda itu. Namun, khalifah melarang. Ia memerintahkan pengawalnya melepaskan pemuda tersebut.
Sikap khalifah ini membuat heran semua orang. Dengan tenang, Umar bin Abdul Aziz menjawab, ”Saya takut kepada Allah. Hukum Allah memang harus ditegakkan. Namun saya khawatir, pemuda itu saya hukum bukan karena untuk menegakkan hukum Islam, tapi karena saya telah dihinanya. Sehingga hukum saya tegakkan karena kemarahanku pada pemuda yang mabuk itu.”
Mendengar jawaban itu, semua orang di pasar kagum pada akhlaknya yang begitu mulia. Pengawal kemudian melepaskan pemuda mabuk itu. Khalifah Umar bin Abdul Aziz lantas pergi meninggalkan pasar. Sumber: Tanbighul Ghafili