Kembali
image
Keislaman

Islam Menjaga Lingkungan

sebulan yang lalu ● Dibaca 294x

Menjaga lingkungan bukan hanya tugas aktivis atau pemerintah, tetapi juga bagian dari iman seorang Muslim. Islam menjaga lingkungan adalah bentuk ketaatan kepada Allah yang telah menciptakan bumi ini dengan segala keseimbangannya. Sayangnya, banyak orang belum menyadari bahwa perilaku sehari-hari mereka dapat merusak atau menyelamatkan bumi ini. 

Konsep Khalifah: Mandat Menjaga Alam

Dalam Islam, manusia diberikan mandat sebagai khalifah di bumi, yaitu pemimpin dan pengelola alam semesta. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 30, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Ayat ini menunjukkan bahwa tanggung jawab manusia bukan sekadar untuk hidup, tetapi juga untuk menjaga lingkungan demi kelestarian ciptaan-Nya.

Sebagai khalifah, manusia harus bersikap adil terhadap alam. Islam tidak pernah mengajarkan eksploitasi alam tanpa batas. Sebaliknya, keseimbangan adalah nilai utama dalam mengelola bumi. Hal ini selaras dengan QS. Ar-Rahman ayat 8-9, “Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.”

Tanggung jawab ini juga menuntut manusia untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-A’raf ayat 56, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya.” Ayat ini menjadi dasar kuat bahwa menjaga lingkungan adalah perintah langsung dari Sang Pencipta.

Etika Lingkungan dalam Al-Qur'an dan Sunnah

Etika lingkungan dalam Islam mencerminkan prinsip kasih sayang, keseimbangan, dan tanggung jawab. Nabi Muhammad ﷺ bersabda, "Sesungguhnya bumi ini adalah hijau dan indah, dan Allah menjadikan kalian sebagai pengelola di atasnya, maka perhatikanlah bagaimana kalian memperlakukannya." (HR. Muslim). Hadist ini menjadi pengingat kuat bagi umat Islam untuk berperilaku bijak terhadap alam.

Selain itu, Rasulullah ﷺ juga menunjukkan contoh nyata dalam interaksi dengan alam. Beliau melarang umatnya menebang pohon sembarangan atau menyiksa hewan. Dalam salah satu hadist disebutkan, "Tidaklah seorang Muslim menanam pohon atau menabur benih, lalu dimakan oleh burung, manusia, atau binatang, melainkan itu akan menjadi sedekah baginya." (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar tanggung jawab, tapi juga sumber pahala.

Kesederhanaan dalam mengonsumsi sumber daya alam juga menjadi bagian dari etika Islam. Nabi ﷺ bersabda, “Janganlah kamu berlebih-lebihan dalam menggunakan air, meskipun kamu berada di sungai yang mengalir.” (HR. Ahmad). Hadis ini menegaskan pentingnya tidak boros, bahkan dalam kondisi sumber daya melimpah. Etika seperti ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan aspek keberlanjutan.

Praktik Ramah Lingkungan dalam Sejarah Islam

Dalam sejarah Islam, banyak kisah inspiratif tentang menjaga lingkungan. Salah satu contohnya adalah kebijakan Khalifah Umar bin Khattab yang menetapkan kawasan hima atau wilayah konservasi yang diperuntukkan bagi pelestarian hewan dan tumbuhan. Kawasan ini dijaga agar tidak dieksploitasi berlebihan oleh masyarakat.

Selain itu, banyak masjid dan madrasah zaman dulu yang dibangun dengan mempertimbangkan lingkungan sekitarnya. Sumur-sumur dibuat untuk irigasi bersama, taman-taman ditanam di halaman masjid, dan limbah dikelola agar tidak mencemari sumber air. Ini membuktikan bahwa prinsip ramah lingkungan sudah menjadi bagian dari peradaban Islam sejak awal.

Tanamkan Nilai Menjaga Lingkungan Mulai dari Diri

Langkah awal menjaga lingkungan bisa dimulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari. Mengurangi penggunaan plastik, membuang sampah pada tempatnya, atau mematikan listrik saat tidak digunakan adalah contoh nyata kontribusi terhadap bumi. Meskipun sederhana, jika dilakukan secara konsisten, dampaknya sangat besar bagi kelestarian alam.

Pendidikan lingkungan juga penting ditanamkan sejak dini. Anak-anak perlu dikenalkan pada pentingnya merawat tumbuhan, tidak menyakiti hewan, dan menghargai kebersihan. Dengan menanamkan nilai ini sejak kecil, generasi mendatang akan tumbuh sebagai insan yang cinta lingkungan, sesuai dengan ajaran Islam.

Demikian, Islam bukan hanya mengatur ibadah ritual, tetapi juga mengatur cara manusia memperlakukan alam semesta. Menjaga lingkungan adalah bagian dari iman dan bentuk tanggung jawab sebagai khalifah di bumi. Keteladanan Nabi dan ajaran Al-Qur'an menjadi pedoman yang kaya untuk menciptakan kehidupan yang harmonis antara manusia dan alam. Sudah saatnya umat Islam menjadikan menjaga bumi sebagai bagian dari ibadah harian, bukan sekadar kampanye sesaat.

Islam Menjaga Lingkungan