Kembali
image
Keislaman

Ibrah Berkurban di Kala Pandemi Seperti Sekarang Ini

4 tahun yang lalu ● Dibaca 541x

Pandemi masih saja terjadi, tidak peduli ummat ingin beribadah atau berbagi, bahkan yang ini ada versi kedua, lagi. Semua orang mengharap segelimang pahala, demi menebus usaha mereka bertahan di tengah wabah merambah.

Dulu kita ingin wabah ini selesai dalam sebulan, nyatanya belum usai hingga menjelang Hari Raya Idul Adha–kedua kalinya– perayaan kurban-an.

Berkurban adalah ibadah penantian bagi muslim ingin berbagi, tetapi kondisi tak lagi selaras kala dulu bahkan kondisi saat ini lumayan lebih kalut.

Allah Ta’ala berjanji, bahwasanya pahala akan berlipat lebih dari biasanya sepadan dengan usaha ketika mereka mempersembahkan ibadah terbaiknya.

Sehingga, berkurban tatkala kehidupan ketika normal akan jauh berbeda buah pahalanya dengan berkurban di masa pandemi seperti sekarang ini.

Memaknai Hikmah dan Berkah

Kehidupan adalah poros meniti jalan menempuh hikmah, sedangkan hikmah hanya ada pada diri seseorang yang benar menghidupkanya. Jika ada selain dari itu, beberapa dari mereka akan mengambil sebagian pelajaran sekedar pengalaman kemudian bisa saja sekejap sirna lenyap sia-sia.

Berbeda dengan hikmah bagi pandangan seorang muslim sejati, memaknai hikmah sebagai kesaktian obat jiwa mengandung kebajikan tak luput juga ketentraman.

Mendalami filosofi hikmah, salah seorang pemikir Muslim dari Andalusia, Ibnu Rusyd mendalilkan bahwasanya hikmah adalah kemiripan dari syariah, yang mana syariah adalah seruan Allah Ta’ala mendorong setiap hambanya mengetahui kebenaran untuk melahirkan perkataan, pemikiran, dan perbuatan.

Selain itu, kisah Nabi Ibrahim sebagai nabi yang melatari sejarah kurban pun mengajak seluruh umat menyadari akan pentingnya mengambil hikmah dari setiap kejadian.

Tidak hanya Nabi Ibrahim, Nabi Ismail pun turut diuji harus ikhlas disembelih oleh ayahandanya sendiri. Mempercayai sepenuhnya bahwa perintah Allah tak akan merugikan dirinya, bersabar menjalani penuh lapang dada, dan menelusuri hikmah dibalik kesulitan.

Alhasil segalanya membawa hikmah baik kepada dirinya yang semakin taqwa dan kepada orang lain sebagai sejarah teladan yang diwariskan kepada anak turun cucu hingga saat ini ibrahnya kita rasakan.

Hikmah Berkurban di Masa Pandemi, Apa yang Berbeda?

Sejarah adalah tauladan memetik hikmah dari Allah Swt. Mungkin kita membayangkan, mudah saja para nabi dan salafus shalih meniti hikmah dengan kesanggupan luar biasa.

Lalu bagaimana dengan kita sebagai manusia biasa untuk meraih pahala sebanding amal perbuatan layaknya para wali kepercayaan Allah, dan jawabanya terdapat pada hadits dari Rasulullah saw,

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

Artinya: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR Thabrani).

Menjadi insan yang bermanfaat bagi banyak orang membutuhkan merupakan jalan kita meraih pahala berlimpah ruah. Termasuk ibadah berkurban di masa sulit seperti saat ini banyak orang membutuhkan bantuan karena keterbatasan mereka. Berikut hikmah berbagi kepada sesama saudara dilanda musibah;

- Amal Ibadah Tercatat Dua Kali Lipat dari Biasanya

Terbayang uang yang kita sisihkan akan berbuah dua kali lipat dari rezeki biasanya dan keringat yang kita keluarkan mengalir sebagaimana doa para penerima daging kurban terus dipanjatkan kita. Sejatinya pemberian yang disebarkan adalah kebaikan kepada diri kita sendiri.

- Keikhlasan Terbalas dengan Ketentraman Jiwa

Siapa yang tidak ingin mendapatkan hati yang tentram dan kehidupan selalu diselimuti dengan kebajikan. Ketika kita berkurban artinya kita berbagi kebahagiaan kepada orang lain, secara tidak langsung kebahagiaan tersebut kembali ke diri kita menjadi energy positif dan berbuah kenikmatan.

- Menciptakan Kehidupan Harmonis Antar Sesama Umat

Mengenal sejatinya berkurban adalah benar-benar “berkorban” yang mana meninggalkan hal-hal yang bersifat berharga dan melepaskan demi kemaslahatan saudara dan kerabat.

Bukanlah hal yang sia-sia, merelakan hal yang besar terbalas dengan keuntungan berlipat, yaitu keharmonisan saudara mempersatukan umat.

Dengan berkurban, akan memahami arti dari berbagi dan menjalin silaturahmi sekaligus mengamalkan habluminallah dan habluminannas seruan Allah Ta’ala.

Itu dia, memaknai hikmah dari sebuah keadaan sekaligus mengetahui besar besar hikmah berkurban walaupun kesulitan di tengah pandemi, bersamaan dengan ini bagi saudara-saudara yang ingin berbagi dan meraih pahala, mari rencanakan berkurban mulai dari sekarang.

Tebarkan kebaikan, gapai keberkahan.