Kembali
image
Keislaman

Hindarkan Anak Pada Toxic Trend di Medsos

24 hari yang lalu ● Dibaca 14x

Di era digital saat ini, toxic media sosial telah menjadi ancaman nyata bagi perkembangan mental dan spiritual anak-anak. Banyak konten yang mempromosikan gaya hidup instan, kekerasan verbal, dan budaya pamer, menyusup lewat tren yang tampak "kekinian". Sayangnya, tren ini seringkali bertentangan dengan nilai Islam dan mengikis kepekaan anak terhadap adab dan akhlak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua Muslim untuk mewaspadai dan mencegah anak-anak dari paparan toxic media sosial yang kian merajalela.

Bentengi Anak: Iman & Akhlak Kuat

Dalam Islam, iman dan akhlak adalah dua pilar utama yang harus ditanamkan sejak dini. Anak yang tumbuh dengan fondasi keimanan yang kuat akan memiliki kesadaran spiritual sebagai filter alami terhadap pengaruh negatif. Mereka lebih mudah membedakan mana konten yang baik dan mana yang menyesatkan.

Akhlak yang mulia akan membimbing anak untuk bersikap sopan, bijak, dan tidak mudah terpengaruh oleh arus negatif di media sosial. Konten berbau ujaran kebencian, gaya hidup hedonis, dan konten vulgar akan lebih mudah ditolak bila anak memiliki nilai moral yang kuat. Oleh karena itu, tugas orang tua bukan sekadar membatasi akses, tetapi juga menumbuhkan kesadaran batin anak.

Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad). Hadis ini menegaskan pentingnya akhlak sebagai inti dari misi kenabian. Menanamkan nilai ini akan menjadi benteng efektif menghadapi toxic media sosial yang kini mengelilingi anak-anak kita dari segala arah.

Edukasi Bijak: Teladan Orang Tua Muslim

Orang tua memiliki peran kunci sebagai pendidik pertama dan utama. Edukasi tentang penggunaan media sosial tidak cukup dengan larangan semata, melainkan harus disertai teladan nyata. Anak belajar bukan hanya dari perkataan, tetapi juga dari perilaku orang tuanya dalam bersikap di dunia digital.

Komunikasi terbuka menjadi jembatan penting untuk memahami dinamika digital yang dihadapi anak. Orang tua sebaiknya aktif berdialog, mendengarkan keluhan anak, serta memberikan panduan yang lembut namun tegas. Melalui pendekatan ini, anak merasa dihargai dan tidak mencari pelarian di toxic media sosial yang tampak lebih “ramah” bagi mereka.

Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6). Ayat ini menjadi dasar pentingnya tanggung jawab orang tua dalam menjaga anak-anak dari segala bentuk bahaya, termasuk bahaya moral dari media sosial.

Batasan Islami: Lindungi Fitrah Anak

Menerapkan batasan waktu dalam penggunaan media sosial menjadi langkah konkret untuk menjaga fitrah anak. Fitrah atau kesucian anak sangat mudah terpengaruh oleh informasi yang mereka lihat setiap hari. Tanpa kontrol, anak bisa terjerumus dalam konten yang jauh dari nilai Islam.

Selain waktu, konten yang diakses juga harus difilter. Berikan panduan konten islami, edukatif, dan bermanfaat. Ajarkan bahwa tidak semua yang viral itu baik. Dengan membatasi akses pada konten toxic media sosial, kita sedang menjaga keaslian dan kemurnian hati mereka.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah..." (HR. Bukhari dan Muslim). Maka, peran orang tua adalah menjaga agar fitrah tersebut tidak terdistorsi oleh paparan media sosial yang merusak.

Fokus Dunia Nyata: Keluarga Muslim Harmonis

Mengalihkan perhatian anak dari layar ke dunia nyata adalah strategi ampuh untuk meminimalkan pengaruh toxic media sosial. Waktu bersama keluarga bisa diisi dengan kegiatan yang menyenangkan, seperti membaca buku bersama, berkebun, olahraga, atau aktivitas sosial yang menumbuhkan empati.

Keluarga yang harmonis akan menjadi tempat terbaik untuk anak kembali ketika dunia maya terasa membingungkan atau penuh tekanan. Dukungan emosional dari keluarga membantu anak membangun identitas diri yang sehat dan tahan terhadap tekanan dari tren digital yang tak sehat.

Parenting anak akan selalu penting untuk mendidik dalam ranah positif. Pertumbuhan cepat trend media sosial memberikan kita dorongan untuk lebih selektif dalam memberikan tontonan pada anak, sebab anak masih dalam tahap meniru apa yang mereka lihat. Dengan memberikan nilai-nilai pendidikan Islam, hal ini akan membentuk pribadi kuat dan taat kepada Allah SWT, dan mengurangi resiko terpapar trend negatif yang ada di media sosial.


Hindarkan Anak Pada Toxic Trend di Medsos