
Hijrah, Transformasi Diri Menuju Kebaikan
Hijrah, sebuah kata yang seringkali diidentikkan dengan perubahan dan transformasi menuju kehidupan yang lebih baik. Hijrah bukan sekadar berpindah tempat, tetapi juga mencakup perubahan sikap, perilaku, dan pola pikir menuju kebaikan. Dalam konteks Islam, hijrah memiliki makna yang sangat mendalam, mengacu pada perpindahan Rasulullah SAW dan para sahabat dari Mekah ke Madinah untuk mempertahankan dan mengembangkan keimanan mereka.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, "وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِن بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ" (QS. An-Nahl: 41).
Artinya: "Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat lebih besar, kalau mereka mengetahui."
Ayat ini mengandung janji Allah tentang balasan yang baik bagi mereka yang berhijrah dengan niat karena Allah.
Dalam konteks kehidupan modern saat ini, hijrah bisa diartikan sebagai upaya untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebiasaan yang lebih baik. Perubahan ini tidak selalu mudah, karena sering kali seseorang harus meninggalkan zona nyaman dan menghadapi berbagai tantangan. Namun, dengan niat yang kuat dan tekad yang bulat, hijrah dapat membawa transformasi positif yang signifikan dalam kehidupan seseorang.
Salah satu contoh hijrah dalam kehidupan sehari-hari adalah perubahan gaya hidup menuju pola hidup yang lebih sehat dan Islami. Misalnya, seseorang yang sebelumnya tidak menjaga shalat lima waktu, memutuskan untuk mulai rutin melaksanakannya. Atau seseorang yang terbiasa dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok atau mengonsumsi makanan tidak halal, kemudian beralih ke gaya hidup yang lebih sehat dan sesuai dengan ajaran Islam.
Rasulullah SAW bersabda, "الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ" (HR. Bukhari dan Muslim).
Artinya: "Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari (kejahatan) lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah."
Hadis ini menunjukkan bahwa hijrah bukan hanya tentang berpindah tempat, tetapi juga tentang meninggalkan segala bentuk keburukan dan dosa.
Dalam era digital saat ini, hijrah juga bisa berarti meninggalkan aktivitas-aktivitas negatif di dunia maya. Misalnya, seseorang yang sering menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat di media sosial, seperti menyebarkan berita bohong atau berkomentar negatif, memutuskan untuk berhenti dan mulai menggunakan media sosial untuk menyebarkan kebaikan dan ilmu yang bermanfaat.
Hijrah juga bisa berarti memperbaiki hubungan dengan sesama, baik itu keluarga, teman, atau rekan kerja. Misalnya, seseorang yang memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan keluarganya, memutuskan untuk lebih sabar, lebih memahami, dan lebih menghargai anggota keluarganya. Atau seseorang yang sebelumnya sering terlibat dalam konflik di tempat kerja, memutuskan untuk lebih profesional dan mengedepankan kerjasama yang baik.
Proses hijrah tentu membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Tidak jarang seseorang akan menghadapi berbagai godaan dan rintangan. Namun, dengan niat yang ikhlas karena Allah dan komitmen yang kuat, hijrah akan membawa perubahan yang nyata dan membawa keberkahan dalam kehidupan.
Sebagai umat Muslim, kita juga perlu mendukung dan menginspirasi satu sama lain dalam proses hijrah. Dengan saling memberikan motivasi dan dukungan, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perubahan menuju kebaikan. Misalnya, kita bisa membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, seperti kelompok kajian, kelompok olahraga, atau kelompok kegiatan sosial.
Allah SWT berfirman, "إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ" (QS. Ar-Ra'd: 11).
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri."
Ayat ini mengajarkan kita bahwa perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Dengan memulai hijrah dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mencapai transformasi diri yang lebih besar dan membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar kita.
Hijrah adalah perjalanan panjang menuju kebaikan yang harus kita tempuh dengan penuh keyakinan dan keteguhan hati. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan dan hidayah untuk berhijrah menuju kehidupan yang lebih baik, lebih berkah, dan lebih dekat dengan-Nya. Aamiin.