
Cara Menghitung Zakat Profesi
Saudara Sholihin, zakat profesi adalah ijtihad para ulama. Ijtihad mengenai zakat profesi telah dilakukan oleh sahabat Rasulullah SAW, yakni Ibnu Mas’ud ra, Muawiyah ra, dan Umar bin Abdul Aziz yang notabene adalah tabi’in, khalifah yang telah berhasil dalam masa pemerintahannya, khalifah yang mengenakan zakat profesi kepada para pegawainya saat itu, yang mengalami kesulitan mendapatkan ”mustahik” atas berlimpahnya zakat yang dikelola negara yang dipimpinnya saat itu.
Belakangan ini mulailah kembali semarak upaya menghidupkan kembali zakat, termasuk zakat profesi. Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin banyaklah ragam sumber pendapatan dan penghasilan, termasuk salah satunya penghasilan pegawai atau gaji atau yang disamakan dengannya. Jadi, zakat profesi ini termasuk zakat maal yang diperoleh dari penghasilan yang diqiyaskan atas zakat pertanian.
Berkenaan mengenai qiyas atas zakat profesi dengan zakat pertanian atau hasil bumi memang masih terdapat khilaf pendapat. Namun, tidak ada khilaf dalam qiyas zakat profesi ini dengan harta atau emas. Karena itu, letak perbedaan atas qiyasnya, bukan atas hukumnya.
Penghasilan yang diperoleh seseorang atas jasa atau pekerjaan (PNS, TNI-POLRI, karyawan swasta, guru/dosen, dokter, dan lain-lain) baik secara harian, bulanan, ataupun tahunan yang telah sampai kadar nishab-nya.
Ayat-ayat Alquran yang bersifat umum yangmewajibkan semua jenis harta untuk dikeluarkan zakatnya, seperti dalam surat At-Taubah ayat 103, Al-Baqarah ayat 267, dan Adz-Zaariyat ayat 19. Demikian pula penjelasan Nabi SAW yang bersifat umum terhadap zakat dari hasil usaha/profesi.
Dari riwayat Abu Ubaid, ”Adalah Umar bin Abdul Aziz memberi upah kepada pekerjanya dan mengambil zakatnya dan apabila mengembalikan Al-Madholim diambil zakatnya dan beliau juga mengambil zakat dari athoyat (gaji rutin) yang diberikan kepada yang menerimanya.”
Ada tiga cara untuk menghitung zakat penghasilan. Perhitungan ini diqiyaskan dengan zakat uang dan pertanian. Diqiyaskan dengan zakat uang (naqdain) sepenuhnya.
Adapun nishabnya, jika diqiyaskan zakat hasil pertanian, senilai 653 kilogram beras. Jika diqiyaskan zakat maal, senilai 85 gram emas. Kadar zakatnya 2,5 persen dan haulnya setiap menerima atau memperoleh penghasilan tersebut.