
Biografi Nabi Muhammad SAW, Secara Sosial dan Agama
Kehadiran Nabi Muhammad Saw. di lingkungan masyarakat pagan-jahiliyah seolah membawa angin segar. Ini karena Rasul (utusan) Allah yang terakhir ini hadir membawa banyak pembaharuan, mulai dari sistem politik, kepercayaan, hingga sosial-kemasyarakatan. Salah satu pembaharuan yang kentara di bidang politik yakni pengembalian kekuasaan dari raja, menjadi kekuasaan Allah Swt melalui musyawarah.
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam lahir di Makkah, pada tahun 570 Masehi yang berdekatan dengan Tahun Gajah. Yang mana tahun tersebut merupakan tahun gagalnya penyerangan Mekkah oleh pasukan bergajah di bawah pimpinan Abrahah. Berdasarkan berbagai sumber, disebutkan bahwa 12 Rabiul Awal merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad.
Tentu sudah banyak diceritakan, dalam sirah maupun biografi Nabi Muhammad yang lain, bahwa beliau telah menjadi yatim sejak dalam kandungan. Dan pada usianya yang keenam, Muhammad Saw, juga sudah kehilangan ibunya karena sakit. Sehingga selama dua tahun sepeninggal Siti Aminah, Muhammad diasuh oleh kakeknya dari pihak ayah yakni Abdul Mutthalib. Akan tetapi, pengasuhan sang kakek juga tidak lama.
Sepeninggal Abdul Mutthalib, Muhammad diasuh oleh Abu Thalib, pamannya. Melalui pamannya yang seorang pedagang inilah kemudian Muhammad semasa remaja sudah menjadi pedagang juga. Beliau sering menemani pamannya berdagang ke arah Utara. Terkenal sebagai pedagang yang jujur, kabar ini kemudian menyebar seantero Arab, termasuk Khadijah yang kemudian menjadi istri beliau.
Biografi Nabi Muhammad (Secara Sosial dan Agama)
Perbedaan Muhammad dan penduduk suku Quraisy yang sering diceritakan biografi Nabi Muhammad adalah kegemarannya menyendiri di dalam gua hingga bermalam-malam. Tentu hal ini berbeda dengan karakter kaum Quraisy yang cenderung lebih menyukai hidup bergerombol. Hingga pada usia ke-40, kenabian Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam tersemat padanya setelah diturunkannya wahyu pertama dari Allah Swt. Wahyu tersebut adalah Surah Al-Alaq ayat 1-5 yang disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril.
Turunnya wahyu berupa Al Quran pada nabiullah Muhammad Saw memberikan banyak perubahan. Di suku Quraisy sendiri, salah satunya. Hal ini karena pada awalnya, penyebaran Islam dilakukan secara tertutup dan sembunyi-sembunyi, yakni hanya pada sanak keluarga terdekat. Mereka yang memeluk Islam di waktu awal inilah yang disebut sebagai As-Sabiqun Al-Awwalun, yakni: Khadijah, Ali, Bilal, Zaid bin Haritsah, Abu Bakar, Utsman, Abdul Rahman bin Auf, Zubair bin Al Awwam, Ubaidah bin Harits, dan Amr bin Nufail.
Risalah nubuwwah dalam biografi Nabi Muhammad membawa pencerahan dan berbagai perubahan tatanan di berbagai aspek kehidupan. Berbagai perubahan tatanan tersebut membawa bangsa Arab menjadi lebih beradab dan berkemajuan. Sehingga diterima dan menyebarnya agama Islam semakin mempertegas bahwa Islam adalah rahmatal lilalamin.
Masyarakat Arab merupakan kelompok masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilai kabilah dan kesukuannya. Kabilah yang merupakan organisasi keluarga besar terikat pada hubungan pertalian darah ini juga dapat terhubung karena ikatan perkawinan. Sementara itu, solidaritas yang tinggi akan ditampakkan pada perlindungan yang diberikan kabilah pada anggotanya. Sehingga, apabila anggota kabilah mendapat ancaman, maka ancaman tersebut juga merupakan ancaman bagi seluruh anggota kabilah. Inilah yang kemudian sering menjadi sebab terjadinya perselisihan antar kabilah.
Biografi Nabi Muhammad Saw tentu tidak lengkap dengan pencapaian Nabi untuk meredam seringnya perselisihan antar kabilah, maupun antar komunitas masyarakat. Salah satunya adalah dengan dibuatnya Piagam Madinah (The Charter of Medina) yang disepakati oleh keempat komunitas yang ada di Arab. Keempat kelompok masyarakat tersebut adalah Yahudi, Nasrani, Anshar, dan Muhajirin. Terbentuknya konstitusi tertulis inilah yang kemudian menjadi cikal bakal dijadikannya Arabia sebagai negeri imperium Islam.