Kembali
image
Keislaman

Bersungguh-sungguh Meraih Keberhasilan

6 tahun yang lalu ● Dibaca 3794x

Tidak banyak orang yang bisa mewujudkan cita-cita sesuai yang diharapkan. Bila kita salah satusatunya, mari perbanyak bersyukur. Ketika kita bersemangat menyelesaikan tugas, ketika kita merasa ringan menyelesaikan setiap masalah, ketika kita mampu memprioritaskan pekerjaan untuk cita-cita dan antusias, ketika membicarakan cita-cita kita, itulah antara lain tanda-tanda kita menikmati dan berusaha fokus mewujudkan cita-cita. Bagaimana kalau sebaliknya?

Kisah hikmah berikut dapat menjadi pelajaran bagi kita.

Seorang pengemis di pinggiran Kota Istanbul berkeinginan kuat mendirikan masjid. Saat merasa lapar dan ingin makan atau membeli sesuatu seperti buah, daging, atau makanan lezat lainnya, ia berkata kepada dirinya, ”Anggap saja sudah makan,” dalam bahasa Turki yang artinya shanke yadem.

Apa yang ia lakukan? Uang yang seharusnya digunakan untuk membeli keperluan makanannya dimasukkan ke dalam kotak. Ia menahan dirinya untuk tidak makan dan belanja kecuali sebatas menjaga kelangsungan hidupnya saja.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, pengemis tersebut konsisten dengan amal dan niatnya yang kuat untuk mewujudkan impiannya. Tanpa terasa, ia mampu mengumpulkan dana untuk membangun sebuah masjid di daerah tempat tinggalnya. Bentuknya sangat sederhana, sebuah pagar persegi empat, dikitari dua menara di sebelah kanan dan kirinya, serta arah kiblat di tengahnya dibuat seperti mihrab.

Akhirnya, Khairauddin yang dikenal sebagai orang miskin di kampungnya itu berhasil mewujudkan cita-citanya. Setelah masjid berdiri, masyarakat penasaran dan bertanya bagaimana orang miskin seperti Khairuddin mampu membangun masjid. Setelah mereka mengetahui cerita dan perjuangan Khairuddin, masyarakat setempat sepakat ”Shanke Yadem” sebagai nama masjid.

Kunci Prestasi:

Kesungguhan Kesuksesan adalah tercapainya tujuan atau  target yang sudah ditentukan. Modal niat saja tidak cukup untuk mencapainya. Dibutuhkan aksi dan keseriusan dalam setiap langkah. Tidak jarang hambatan-hambatan menjadi penghalang untuk bertindak. Misalnya, menunda-nunda kegiatan, timbul pemikiran bahwa masih banyak waktu untuk melakukannya, lingkungan atau aktivitas lain yang sering membelokkan tujuan kita, dan terkadang masih tergiur dengan cara-cara instan yang menawarkan kesuksesan.

Man jadda wa jada menjadi sepenggal mantra sakti yang memiliki makna kuat dan mampu memberikan semangat dalam kehidupan kita. ”Siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan berhasil”, begitu arti ungkapan Arab ini. Ungkapan yang selaras dengan ketetapan yang mengisyaratkan manusia bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum selama kaum tersebut tidak berusaha merubahnya sendiri.

Dalam hal ini, Allah dengan jelas memerintahkan kita untuk bekerja. ”Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orangorang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu.” (QS At Taubah ayat 105). Kekuatan Fokus Fokus. Kata yang harus tertanam dalam diri kita untuk menggapai target yang sudah ditentukan. Dalam menjaga fokus kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak tergiur hal-hal lain. Dalam Alquran secara tersirat Allah mengajarkan kita demikian.

Setelah shalat selesai, Allah SWT di dalam Alquran memerintahkan manusia untuk bertebaran di muka bumi. Begitu satu hal selesai, kita diperintahkan untuk bersegera mengerjakan hal lain. Menyegerakan dan kecepatan melakukan sesuatu adalah salah satu cara menjaga fokus.

Bukan hanya itu, kekuatan fokus sangat dahsyat dalam mendongkrak potensi yang kita miliki. Akhmad Arqom dalam buku Refresh Your Life Everyday menganalogikannya dengan sumber kehidupan kita. Yaitu, air, angin, cahaya, awan, dan tanah.

Air, misalnya. Ketika terurai, ia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti arus. Tetapi, tatkala menyatu dan terkonsentrasi, ia sanggup meluluhlantakkan segala sesuatu di muka bumi. Peristiwa tsunami dan banjir bandang menjadi pelajaran dari air.

Ketika kita mendongak ke langit, ada udara dan awan. Semua badai besar yang pernah terjadi di muka bumi juga hasil dari konsentrasi udara dan awan yang bergerak bersama dalam kekuatan yang begitu dahsyat sehingga daya rusaknya begitu mengerikan. Demikian pula kekuatan cahaya.

Begitu disatukan oleh kaca suryakanta, cahaya tiba-tiba memiliki daya bakar yang hebat, bisa menjadi sebuah energi panas yang jauh lebih besar. Begitu juga halnya dalam diri kita. Jiwa, hati, pikiran, tenaga, dan waktu adalah sumber daya dasar dalam kehidupan kita yang tabiatnya mirip air, udara, dan cahaya. Begitu bisa menyatukannya dalam kendali dan arah yang tepat, kita akan memiliki kemampuan yang kuat dalam mencetak pretasi besar dalam hidup.

Jika saat ini masih belum ada prestasi yang mampu kita raih dalam kehidupan, hal itu bukan disebabkan kita tak memiliki ilmu, uang, kedudukan, atau reputasi. Yang paling dasar adalah kita kehilangan kemampuan untuk memfokuskan semua potensi-potensi dasar yang diberikan Tuhan. (eko)