
Berbuat Baik Tanpa Pilih-Pilih
Setiap diri kita memiliki hati untuk senantiasa selalu ingat bahwa manusia diciptakan untuk saling membantu satu dengan lainnya. Tidak memilih mereka dari latar belakang dan apa yang telah dilakukan di masa lalunya. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW memberikan teladan bagi umatnya bahwa memberikan kasih dan menolong orang lain itu tanpa pilih-pilih.
“Tidak sempurna iman salah seorang kamu sehingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits di atas memberikan kita gambaran, bahwa kita senantiasa bersikap baik kepada orang lain sebagaimana kita merawat tubuh kita dengan sebaik mungkin.
Berbuat Baik kepada Tetangga Yahudi. Suatu saat, ada seorang tetangga Yahudi yang selalu mengganggu dan kasar kepada Nabi Muhammad SAW. Setiap hari, orang tersebut melemparkan sampah di jalan yang dilalui Nabi. Namun, ketika orang tersebut sakit, Nabi Muhammad SAW menjenguknya dan menunjukkan perhatian besar kepadanya. Sikap ini membuat tetangga tersebut sangat terkejut dan menyadari kebaikan dan kasih sayang Nabi, hingga ia akhirnya memeluk Islam.
Cerita yang lain, Nabi Muhammad SAW tetap bersikap santun saat bertemu Abu Jahal. Meski Abu Jahal adalah salah satu musuh terbesar Rasulullah SAW dan sering berupaya menyakiti beliau, Nabi tetap bersikap santun dan tidak pernah menyimpan dendam. Nabi Muhammad SAW selalu menunjukkan sikap sabar dan menghormati, meskipun Abu Jahal terus-menerus memusuhinya.
Dari penggalan kisah Nabi Muhammad SAW, tentunya kita bisa belajar mencoba untuk membantu orang yang kesulitan dan berbuat baik kepada seluruh orang. Sebab sebagai umat Nabi Muhammad selayaknya kita mencoba untuk menyebarkan kasih sayang di setiap orang yang berhubungan dengan kita.
Namun, seringkali kita menjumpai orang yang tidak suka kepada orang lain, akhirnya sikapnya saat bertemu tidak menyenangkan pandangannya. Hal ini membuat orang yang menerima pandangan tersebut menjadi tidak nyaman dan bahkan bisa takut. Dengan perilaku ini, kita lupa bahwa sang pemilik langit dan bumi ialah sang Maha Kasih dan Maha Penyayang.
Mengantisipasi ketika terdapat orang lain memiliki kesalahan, lebih baik atau utama kita memaafkannya. Sebagaimana di dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 134:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
“(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Orang-orang yang berbuat baik merupakan orang yang dicintai oleh Allah SWT, kelak inshaAllah kita akan bertemu orang-orang yang penuh kemuliaan di surga-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang mencintai berbuat baik kepada seluruh orang tanpa pilih-pilih.
Penulis : Redaksi LAZIS Nurul Falah