Kembali
image
Keislaman

Anak Tantrum, Inilah Solusinya

6 bulan yang lalu ● Dibaca 70x

Anak kecil sering kali mengalami tantrum atau ledakan emosi yang ditandai dengan tangisan, teriakan, bahkan amukan. Bagi banyak orang tua, menghadapi anak yang tantrum bisa menjadi tantangan besar. Namun, memahami penyebab dan cara mengatasi tantrum dapat membantu orang tua menangani situasi ini dengan lebih baik.

Tantrum biasanya terjadi pada anak usia 1-4 tahun. Pada usia ini, anak-anak belum sepenuhnya mampu mengekspresikan perasaan dan keinginan mereka dengan kata-kata. Mereka juga masih belajar mengendalikan emosi. Ketika mereka merasa frustasi, lelah, lapar, atau tidak nyaman, mereka mungkin menunjukkan perasaan tersebut melalui tantrum.

Penyebab tantrum beragam, mulai dari kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi seperti lapar dan lelah, hingga keinginan yang tidak dipenuhi, seperti ingin bermain dengan mainan tertentu atau ingin perhatian orang tua. Selain itu, anak-anak juga bisa tantrum karena mereka merasa tidak bisa mengendalikan situasi atau tidak bisa mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang tepat.

Untuk menghadapi anak yang tantrum, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah tetap tenang. Reaksi emosional dari orang tua, seperti marah atau panik, hanya akan memperburuk situasi. Cobalah untuk mengambil napas dalam-dalam dan tetap tenang. Hal ini akan membantu anak merasa lebih aman dan tenang.

Langkah kedua adalah mencoba memahami penyebab tantrum. Apakah anak lapar, lelah, atau merasa tidak nyaman? Jika memungkinkan, penuhi kebutuhan dasar mereka terlebih dahulu. Jika anak ingin sesuatu yang tidak bisa mereka dapatkan, coba jelaskan dengan lembut mengapa mereka tidak bisa mendapatkannya. Misalnya, jika anak ingin makan permen sebelum makan malam, jelaskan bahwa mereka bisa memakan permen setelah makan malam.

Selain itu, penting untuk mengalihkan perhatian anak dari sumber frustrasi mereka. Misalnya, jika anak marah karena tidak bisa bermain dengan mainan tertentu, coba tawarkan mainan lain atau ajak mereka melakukan aktivitas lain yang menarik. Mengalihkan perhatian bisa membantu mengurangi intensitas tantrum.

Jika tantrum terjadi di tempat umum, cobalah untuk membawa anak ke tempat yang lebih tenang. Kerumunan dan kebisingan hanya akan menambah stres bagi anak. Cari tempat yang tenang di mana anak bisa meredakan emosinya dengan lebih baik.

Selanjutnya, memberikan pelukan atau sentuhan lembut bisa membantu menenangkan anak. Sentuhan fisik dari orang tua seringkali memberikan rasa aman bagi anak dan membantu mereka merasa lebih tenang. Namun, jika anak menolak untuk dipeluk, biarkan mereka meluapkan emosinya terlebih dahulu.

Selain itu, penting untuk mengajarkan anak cara mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata. Misalnya, ajarkan mereka untuk mengatakan “saya marah” atau “saya sedih” ketika mereka merasa emosi tersebut. Dengan begitu, anak akan belajar cara yang lebih baik untuk mengekspresikan perasaan mereka daripada melalui tantrum.

Terakhir, beri apresiasi ketika anak menunjukkan perilaku yang baik. Misalnya, jika anak bisa mengendalikan emosinya atau mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata, beri pujian. Hal ini akan membantu memperkuat perilaku positif dan mengurangi kemungkinan tantrum di masa depan.

Menghadapi anak yang tantrum memang tidak mudah, tetapi dengan kesabaran dan pemahaman, orang tua bisa membantu anak mengatasi emosi mereka dengan lebih baik. Ingatlah bahwa tantrum adalah bagian dari perkembangan anak dan dengan bimbingan yang tepat, anak akan belajar mengendalikan emosi mereka dan mengekspresikan perasaan dengan cara yang lebih positif.a