Kembali
image
Edukasi

Allah Bersama Orang-Orang yang Berbuat Baik

7 hari yang lalu ● Dibaca 76x

Kebaikan bukan hanya sekadar tindakan sesaat, melainkan napas panjang yang harus terus dijaga. Dalam kehidupan, setiap orang pasti dihadapkan pada pilihan: berdiam diri atau bergerak memberi manfaat. Pilihan kedua inilah yang menjadi jalan orang-orang yang beruntung. Sebab, Allah sendiri telah menjanjikan kebersamaan-Nya untuk mereka yang menapaki jalan kebaikan dengan istiqomah.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ankabut ayat 69: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”

Hal ini akan memberikan dorongan yang kuat bagi setiap insan untuk terus bergerak, menolong, dan memberikan dampak baik bagi sesama. Yakinlah, bahwa menolong orang lain dan berbuat baik tidak akan pernah rugi, sebab Allah SWT akan memberikan kita nikmat dan balasan berlipat di dunia maupun di akhirat kelak.

Makna Kebersamaan Allah bagi Orang-Orang yang Berbuat Baik

Kebersamaan Allah bukan berarti Dia berdampingan secara fisik, melainkan hadir dengan bimbingan, pertolongan, dan perlindungan-Nya. Saat seseorang melakukan kebaikan, ada kekuatan yang membuat langkahnya terasa ringan meski tantangan datang silih berganti.

Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.”

Hadis ini mengajarkan bahwa kebaikan akan selalu kembali kepada pelakunya. Ketika kita membantu orang lain, sejatinya kita sedang menyiapkan bantuan Allah untuk diri kita sendiri di waktu yang paling dibutuhkan.

Istiqomah: Kunci agar Kebaikan Tidak Berhenti di Tengah Jalan

Banyak orang semangat berbuat baik di awal, namun perlahan memudar ketika lelah, sibuk, atau merasa tak dihargai. Di sinilah pentingnya istiqomah. Istiqomah berarti terus berjalan di jalan kebaikan, meski langkah terasa berat dan hasilnya belum terlihat.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Ahmad: “Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang kontinu meskipun sedikit.”

Kebaikan yang istiqomah seperti tetesan air yang mengikis batu—pelan tapi pasti memberi perubahan. Misalnya, bersedekah seribu rupiah setiap hari mungkin terlihat kecil, tetapi jika dilakukan setahun penuh, nilainya menjadi besar dan manfaatnya meluas.

Menebar Manfaat: Tugas Setiap Insan di Bumi

Sejatinya manusia diciptakan untuk saling menolong dan menguatkan. Dalam QS. Al-Maidah ayat 2, Allah berfirman: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”

Ayat ini menegaskan bahwa setiap kebaikan yang kita sebarkan akan menjadi cahaya, tidak hanya bagi penerimanya tetapi juga bagi kita sendiri. Bayangkan, sebuah senyum tulus bisa menghibur hati yang gundah, sedekah kecil bisa menyelamatkan orang dari kelaparan, dan kata-kata bijak bisa mengubah arah hidup seseorang.

Menebar manfaat bukan soal seberapa besar atau kecilnya aksi kita, tetapi tentang niat tulus untuk memberi. Kebaikan itu menular—sekali kita memulainya, ia bisa menyebar dari satu hati ke hati yang lain, menciptakan lingkaran kebaikan tanpa ujung.

Allah telah menjanjikan kebersamaan-Nya untuk mereka yang menapaki jalan kebaikan. Kebersamaan ini bukan sekadar janji manis, tetapi nyata dalam bentuk bimbingan, perlindungan, dan kemudahan di setiap langkah. Dengan istiqomah, kebaikan yang kita lakukan akan menjadi cahaya yang terus menyala, bahkan ketika kita sudah tiada.

Maka, jangan pernah ragu untuk memulai atau melanjutkan langkah kebaikan, sekecil apa pun itu. Karena di balik setiap niat baik, ada pertolongan Allah yang menanti. Dan ingatlah, bersama Allah, kita tidak pernah sendiri.