
Rezeki Sudah Tertakar, Tidak Pernah Tertukar
Sebagai manusia yang memiliki keyakinan kepada Allah SWT akan selalu memberikan rezeki kepada hamba-Nya. Dengan keyakinan yang terpatri dalam hati tentang rezeki sudah tertakar dan tidak pernah tertukar. Landasan inilah membuat setiap muslim harus optimis dan jangan pernah takut untuk berbuat baik kepada orang lain.
"Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Adapun tangan yang di atas adalah yang memberi dan tangan yang di bawah adalah yang meminta" (H.R. Muttafaq 'Alaih).
Hadits di atas memberikan kita gambaran mengenai kemuliaan orang yang gemar memberi, akan diberikan derajat lebih baik dari sebelumnya. Dengan memberi kepada saudara kita yang membutuhkan, dapat memberikan energi positif (semangat) menjalani kehidupan yang lebih baik.
Di sisi keimanan, Allah SWT mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan, baik itu di waktu lapang maupun sempit, tertuang di dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 134:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
Artinya: "(yaitu) orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”
Menunaikan kebaikan tidak akan membuat kita miskin, sebab Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan menelantarkan hamba yang dicintai-Nya. Sebagaimana manusia yang mencintai manusia lainnya, tidak akan rela orang yang dicintai merasakan kesedihan, begitupun dengan Allah SWT yang mencintai orang-orang berbuat kebaikan.
Bentuk berbuat kebaikan kepada orang lain, yakni dengan memberikan harta yang telah kita miliki kepada saudara kita yang membutuhkan. Di dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 60, terdapat 8 golongan orang yang menerima zakat. Antara lain fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.
Apabila harta hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, kita juga dapat berkontribusi dengan tenaga atau jasa. Kita turut mengambil peran dalam menyebarluaskan informasi dan menjadi bagian dari aksi kebaikan menyalurkan bantuan secara langsung ke penerima manfaat.
Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan di dunia ini, akan dihitung kebaikan pula oleh Allah SWT. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Zalzalah ayat 7, berbunyi:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ
Artinya: “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, dia akan melihat (balasan)-nya.”
Allah SWT Maha Adil, siapapun hamba-Nya yang sedang melakukan kebaikan akan dihitung pahala, begitupun sebaliknya dengan orang yang berbuat keburukan akan dihitung dosa. Namun, sejatinya Allah Maha Pemaaf yang senantiasa membuka pintu-pintu taubat bagi hamba-Nya memohon ampun.
Bagaimanapun fitrah manusia saling tolong menolong dalam kebaikan. Sebab umat Islam di seluruh dunia merupakan saudara, apabila terdapat saudara yang tengah sakit, saudara yang lainnya juga turut merasakannya, Maka, membantu saudara kita yang membutuhkan tidak akan membuat kita miskin, Allah SWt sudah menakar rezeki yang kita miliki dan tidak pernah tertukar dengan orang lain.