Zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat. Zakat berperan penting dalam mewujudkan kesejahteraan sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi di masyarakat.

Namun, di era modern ini, tantangan pengelolaan zakat adalah rendahnya pemahaman, terutama di kalangan milenial. Generasi milenial yang tumbuh di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan informasi masih memerlukan peningkatan literasi zakat, yang sangat penting untuk masa depan masyarakat serta pemahaman isu-isu sosial seperti zakat.

Pentingnya literasi zakat di kalangan milenial terletak pada peran mereka sebagai pemimpin masa depan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang zakat, mereka dapat berperan dalam mengelola zakat secara lebih efektif dan efisien. Literasi zakat juga terletak pada memastikan pengelolaan zakat dilakukan dengan tepat, sehingga zakat dapat digunakan sesuai dengan tujuannya dan benar-benar membantu mereka yang membutuhkan. 

Tantangan utama literasi zakat di kalangan milenial adalah kurangnya pemahaman tentang konsep zakat. Banyak yang belum menyadari pentingnya zakat untuk kesejahteraan sosial. Selain itu, pelaksanaan zakat juga menghadapi kendala dalam menyalurkannya kepada yang berhak menerimanya.

Teknologi memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi zakat di kalangan milenial melalui media sosial dan platform digital. Informasi tentang zakat dapat diakses dengan mudah kapanpun dan dimanapun, misalnya melalui aplikasi digital yang memberikan panduan tentang cara menghitung zakat, siapa yang berhak menerimanya, serta bagaimana menyalurkannya secara tepat.

Selain itu, teknologi memudahkan milenial dalam menunaikan zakat dengan lebih praktis. Aplikasi zakat memungkinkan mereka untuk membayar zakat kapan saja dan di mana saja, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian mereka terhadap kewajiban zakat.

Meskipun teknologi berperan penting dalam meningkatkan literasi zakat, edukasi dan sosialisasi tetap sangat diperlukan. Tidak semua milenial memiliki akses atau pengetahuan tentang aplikasi zakat digital, sehingga pendekatan pendidikan formal dan non-formal sangat penting. Pendidikan zakat di sekolah dan kampus, baik melalui kurikulum atau kegiatan ekstrakurikuler, dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang konsep, tujuan, dan pelaksanaan zakat.

Salah satu cara efektif untuk meningkatkan literasi zakat di kalangan milenial adalah melalui pendidikan formal di sekolah dan perguruan tinggi. Materi tentang zakat dapat dimasukkan dalam kurikulum pendidikan agama Islam, baik di tingkat menengah maupun di jenjang universitas, sehingga siswa dan mahasiswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep, tujuan, serta tata cara pelaksanaan zakat.

Pendidikan zakat juga dapat diselenggarakan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan kampus, seperti seminar, workshop, atau diskusi kelompok tentang zakat. Kegiatan-kegiatan ini memberikan peluang bagi milenial untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan memperdalam pemahaman mereka tentang zakat, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menunaikan zakat.

Lembaga zakat juga memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi zakat di kalangan milenial. termasuk menyelenggarakan berbagai program edukasi dan sosialisasi mengenai zakat, baik secara offline maupun online. Misalnya melalui penyelenggaraan seminar, workshop, atau kampanye media sosial tentang zakat. Selain itu, lembaga zakat juga dapat bekerja sama dengan sekolah, kampus, dan organisasi masyarakat untuk menyebarkan informasi tentang zakat. Kerja sama ini dapat mencakup penyelenggaraan kegiatan edukasi zakat di sekolah dan kampus, serta pengembangan aplikasi atau platform digital yang memudahkan milenial untuk menunaikan zakat.

Penulis : Novia Ayu Lestari (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya)


Kampanye Terkait

Sedekah Beras Untuk Santri penghafal Al-Qur'an

Sebiji Beras, Dihitung Pahala Kebaikan

Donasi