Tidak ada lagi acuan kita mencari contoh jika tidak kembali pada Al-Quran. Artinya, Allah Swt. telah memberikan informasi lengkap segala yang dibutuhkan manusia, mulai dari yang kecil, yaitu petunjuk cara makan sampai bagaimana mengadakan tranksaksi bisnis, cara menyucikan air kencing, hingga persiapan memakamkan jenazah. Dari teknis bepergianhingga memimpin suatu negara. Semua itu telah ditunjukkan oleh Allah Swt.

Tidak hanya hadis Nabi yang membantu menjelaskan hal-hal yang masih bersifat makro dalam Alquran. Para ulama dengan karya kitabnya yang masyhur juga turut membantu memahami Alquran dan bahkan hadis Nabi tersebut.

Allah Swt. menjelaskan, jika kita ingin meraih prestasi kebaikan di dunia maupun kelak di akhirat, kita harus meniru Nabi SAW (QS Al-Ahzab ayat 21). Kehebatan Nabi menjadi seorang pemimpin dunia tidak bisa dimungkiri karena beliau memiliki sifat-sifat terpuji. Yaitu, shiddiq, tabligh, amanah, dan fatonah. Dengan sifat itulah, kaum orientalis pun menjadi terperangah melihat pemimpin ini sebagai pemimpin yang tidak akan ada duanya

Dengan sifat Nabi tersebut, tiada ucapan yang pernah disampaikan Nabi kepada sahabat-sahabat dan kita semua kecuali telah menjadi bukti dalam kenyataan perbuatan beliau:

  1. Jika beliau mengajak dan menganjurkan agar kita mengasihi anak yatim, beliau telah menyatakan, “Saya dan orang yang memelihara anak yatim akan berada di dalam surga seperti jari-jari ini” (beliau memeragakan bahwa beliau akan bersanding dengannya sebagaimana persandingan jari-jari yang beliau tunjukkan).
  2. Berbuat adil dalam menegakkan hukum, kita masih ingat pernyataan beliau dalam menegakkan keadilan hukum dalam sabdanya, “Ingatlah, sekiranya anak perempuanku Fatimah mencuri, pasti aku yang akan memotong tangannya”. Tidak hanya percaya pada sabda Nabi, masyarakat pun menjadi takut berbuat mencuri karena pasti akan diadili.
  3. Mengayomi rakyat. Beliau mengancam para gubernur, jika mereka tidak mengayomi rakyat dan menzalimi rakyat, mereka sama dengan memusuhi Nabi. Barangsiapa yang memusuhi Nabi, hal itu sama dengan memusuhi Allah, demikian peringatan Nabi dan pesan beliau kepada para gubernurnya. Bukan pelantikan yang membuat para gubernur menjadi bangga, tetapi getaran hati yang gemuruh karena takut tidak berbuat adil dan kasih sayang terhadap rakyatnya.
  4. Membantu rakyat yang kelaparan. Sebelum Nabi mengajak berbuat demikian, di rumah beliau sudah tidak terdapat makanan, jangankan stok besi, bahkan beliau pun harus berpuasa karena tiada bahan makan yang tersisa. Sudah ter-tasharruf-kan kepada fakir miskin dan pejuang-pejuang serta tentara pembela dan penjaga gawang dari serangan orang-orang kafir. Tak heran jika gubernur yang membantu Nabi dalam suatu wilayah sampai harus mengangkat gandum sendiri dan diantar sendiri ke rumah orang miskin karena beliau khawatir kena murka Allah. Para ajudan yang bermaksud membantu untuk mengangkat gandum itu beliau menolak. Sebab, beliau serasa menebus dosanya akibat semacam lalai pada rakyat yang kelaparan diluar pengetahuannya.

Suatu saat Nabi Muhammad SAW menguras seisi rumahnya untuk dapat menjadi makanan pasukan perang yang sudah sedemikian kelaparan karena berhari-hari tidak makan, meski Nabi sendiri pun dengan menahan sakit perut lantaran kelaparan. Namun, betapa bijaknya Nabi setelah makanan termasak dan siap dimakan, tidak hanya beliau yang menyajikan di setiap piring pasukan, tidak hanya beliau yang terakhir mengambil bagian makan, tetapi belaiu terlebih dahulu menawarkan bagi siapa yang masih kurang untuk mengambil lagi makanan, barulah beliau menyusul giliran terahir makan.

Walhasil, sahabat Nabi maupun Nabi Saw. tidak akan makan sebelum rakyat yang dipimpinnya makan. Di saat normal, Nabi SAW menerapkan etika tidak makan sebelum lapar dan beliau berhenti makan sebelum kenyang. Setelah hal yang demikian menjadi sifat dan kultur Nabi. Maka, beliau menyeru untuk hidup sederhana dan tidak israf (keterlaluan). “Sebaik- baik makan adalah dengan ukuran 1/3 untuk makan, 1/3 untuk minum, dan 1/3 untuk napas”.

Sabda Nabi SAW pasti disampaikan setelah terlebih dahulu beliau menjalankan. Maka, inilah salah satu citra pemimpin yang belum tertirukan oleh siapa pun. Dan Allah menjamin kesuksesan seseorang jika mau meniru Rasulullah SAW.

Bersama Nurul Falah, kita berdoa semoga tulisan ini mendapat berkah Allah SWT, artinya dapat memberkahi semua pemimpin kita dalam meniru Baginda Nabi SAW. (Drs. H. Ali Muaffa)


Kampanye Terkait

Bantu Tuntaskan Pesantren Tahfidz Leader Lantai 3

Usiamu boleh Berakhir, Pahala Terus Mengalir. Ayo Bantu wujudkan mimpi para mahasiswa hafal Al Qur'an dan menjadi pemimpin masa depan.

Donasi