Kembali
image
Keislaman

Mimpi Indah

2 tahun yang lalu ● Dibaca 218x

Tersebutlah sebuah keluarga muda hidup di kota besar dengan jerih perjuangan dan lelah meniti pekerjaan yang memimpikan sebuah kehidupan yang membanggakan. 

Tinggal di rumah luas di kompleks prestisius, di lingkungan yang religius, anak-anak mengenyam pendidikan terbaik dan kuliah di perguruan tinggi grade A atau studi di luar negeri. 

Untuk itu, ia mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari motivasinya hingga finasialnya. Sehingga sejak dini sudah menciptakan suasana dalam keluarga yang ”nginggris” walaupun tetap dengan teguh memegang prinsip-prinsip agama.

Dan benar janji Allah pada hamba-Nya yang telah berdoa dan keras berikhtiar, dikabulkanlah permintaannya. Anak-anaknya dapat kuliah di perguruan tinggi negeri grade A dan sebagian melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Eropa. Kebahagiaannya tampak begitu jelas terlihat dalam posting-nya, ketika mengunjungi anak-anaknya yang sedang kuliah, saat musim dingin atau musim panas. 

Dalam swafoto yang diunggah, tampak latar belakang bangunan atau monumen yang menjadi ikon negara tersebut. Kita yang melihatnya layak berkomentar, ”Wah, hebat ya...” atau ”Aduh senangnya, keluarga salihah...” tampak dalam IG story-nya foto keluarga lengkap dengan pakaian musim dingin atau lambaian tangan di depan Menara Eifel atau bentang Pegunungan Alpen yang indah.

Realitas hidup yang dialami oleh kawan kita nyaris tidak terbaca oleh kawan-kawannya, yaitu kegelisahan yang dialami. Sebab, tampak luarnya sangat luar biasa. Sebab, anaknya yang kuliah di PTN grade A tidak juga tampak sukses menjalani profesi yang sesuai dengan pendidikannya. 

Padahal, biaya untuk menyelesaikan pendidikannya sangat mahal, sementara anaknya yang kuliah di luar negeri akhirnya juga tidak berhasil menyelesaikannya, terpaksa pulang karena visa tak lagi bisa diperpanjang. 

Perjalanan hidup seseorang dinyatakan sukses dalam merawat anak dan mendidiknya memang tidak berhenti ketika mereka berhasil masuk perguruan tinggi atau kuliah. Kehidupan sesudahnya menjadi bagian yang paling berat anak dan sekaligus orang Tanya. Meskipun demikian masih banyak orang tua yang merasa surah yakin anaknya sukses, padahal baru masuk kuliah pada perguruan tinggi impian.

Masuk kuliah di perguruan tinggi grade A memang berat, tetapi menyelesaikannya lebih berat, dan mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan nyata setelah lulus jauh lebih berat. Demikian pula halnya membina rumah tangga harmonis jauh lebih berat daripada menjalani masa muda dan menjalin pernikahan. 

Mimpi indah yang paling indah, sekaligus menjadi pengharapan dan doa yang paling tinggi, janganlah digantungkan pada keadaan yang tidak pasti. Ia bisa berubah dan tidak menentu. 

Gantungkanlah pada keadaan yang pasti dan tidak berubah-ubah. Memimpikan anak dapat sekolah yang tinggi di lembaga yang sangat diagungkan oleh banyak orang bukan impian indah yang layak menjadi gantungan pengharapan tertinggi. 

Begitu pula halnya kehidupan anak berkelayakan di kemudian hari secara ekonomi juga bukan doa tertinggi yang patut dideklarasikan, tetapi memimpikan anak dapat hidup dalam ketakwaan itulah keadaan yang pasti.

Keinginan sekolah di lembaga yang terbaik bukanlah kesalahan, mengharapkan anak memiliki pekerjaan atau penghasilan yang besar juga bukanlah kekeliruan atau sangat ingin memiliki menantu yang tampan, cantik dari keluarga terhormat tidaklah merupakan kesia-siaan. 

Semua itu tempatkan sebagai perantara saja, sebagai wasilah yang mengantarkan pada suatu impian besar yang tidak terbandingkan ketinggian dan keindahannya. Bila kita terhenti atau terpesona pada perantaranya, biasanya kita akan melupakan pada tujuan akhirnya. Maka, janganlah berhenti bertanya pada diri sendiri, ”Apakah perantara ini dapat mengantarkan pada ketakwaan?” (Ustadz, Mim Saiful Hadi)

Mimpi Indah