
Mensyukuri Nikmat dan Mengerjakan Kebaikan
Dalam ajaran Islam, mensyukuri nikmat dan mengerjakan kebaikan adalah dua prinsip penting yang membentuk dasar kehidupan yang bermakna. Allah SWT telah memberikan berbagai nikmat kepada manusia, dan sebagai balasannya, manusia diharapkan untuk mensyukurinya dan mengamalkan kebaikan dalam tindakan sehari-hari. Tulisan ini akan mengulas tentang pentingnya mensyukuri nikmat dan mengerjakan kebaikan dalam Islam, serta mengutip ayat-ayat Al-Quran dan hadis yang relevan untuk mendukung konsep ini.
Mensyukuri Nikmat: Tanda Kecintaan kepada Allah
Mensyukuri nikmat adalah cara untuk mengungkapkan rasa syukur dan kecintaan kita kepada Allah SWT atas segala yang Dia berikan kepada kita. Nikmat-nikmat yang kita terima termasuk kesehatan, rezeki, keluarga, dan banyak hal lain yang sering kita anggap sepele.
1. Mensyukuri Nikmat yang Terlihat dan Tidak Terlihat
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran: "Dan apabila Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'" (Quran, Surah Ibrahim, 14:7)
Ayat ini mengajarkan bahwa mensyukuri nikmat Allah akan menghasilkan peningkatan dalam berbagai aspek kehidupan kita. Bahkan, nikmat yang kita terima seringkali berlipat ganda saat kita benar-benar mensyukurinya.
Apabila kita mensyukuri nikmat yang telah ada dan rezeki yang kita miliki saat ini, Allah SWT. akan menambah rezeki kita, tetapi apabila kufur atas nikmat yang diberikan maka azab akan datang kepada kita.
2. Menggunakan Nikmat untuk Kebaikan
Mensyukuri nikmat juga mencakup penggunaan nikmat tersebut untuk kebaikan. Kesehatan, ilmu, dan waktu adalah contoh nikmat yang harus dimanfaatkan untuk berbuat kebaikan, membantu sesama, dan beribadah kepada Allah. Contoh: Menggunakan kesehatan yang diberikan Allah untuk membantu orang sakit atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang bermanfaat.
Mengerjakan Kebaikan: Investasi di Dunia dan Akhirat
Mengerjakan kebaikan adalah respons alami dari rasa syukur kita terhadap nikmat Allah. Allah mengajarkan agar manusia mengerjakan kebaikan sebagai wujud penghargaan atas karunia-Nya. Kebaikan yang dilakukan juga akan menjadi investasi berharga di akhirat.
1. Mengembangkan Budi Pekerti yang Mulia
Mengerjakan kebaikan mencakup pembentukan karakter dan akhlak yang baik. Allah mendorong manusia untuk bersikap adil, murah hati, dan rendah hati. Contoh: Menolong teman yang membutuhkan atau memberikan santunan kepada anak yatim.
“Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua jari ini di surga.” Malik (perawi hadits) mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Muslim)
Hadits di atas memberikan kita nasehat dan pengingat bahwa apa yang kita berikan untuk membantu anak yatim, kelak di akhirat akan sangat dengan dengan Nabi Muhammad Saw. di surga.
2. Membantu Sesama dan Masyarakat
Mengerjakan kebaikan juga melibatkan membantu sesama dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Islam mengajarkan pentingnya kepedulian sosial. Contoh: Ikut serta dalam program amal, seperti memberikan makanan kepada kaum miskin atau mengajar anak-anak yang kurang mampu.
Allah SWT menyuruh hambanya untuk selalu terus menerus berlomba-lomba dalam kebaikan di dunia, sebagaimana di dalam Al Quran surah Al-Baqarah ayat 148, artinya:
"Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."