Kembali
image
Keislaman

Generasi Qurani, Generasi Masa Depan

3 tahun yang lalu ● Dibaca 1388x

Dakwah Rasulullah SAW pernah menghasilkan generasi yang tidak pernah dikenal sebelumnya, yaitu generasi para sahabat. Yakni generasi yang memiliki ciri atau karakter tersendiri dan mempunyai pengaruh yang luar biasa dalam sejarah Islam.

Memang sepanjang sejarah selalu ada orang- orang besar yang menghiasi lembaran-lembaran sejarah. Tetapi, mereka tidak akan pernah dapat menyamai generasi para sahabat. Tidak pernah terjadi sepanjang sejarah, ketika berkumpul sedemikian banyaknya, pada suatu tempat dan periode, sebagaimana terjadi pada periode dakwah yang pertama yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Allah SWT telah menjamin untuk memerlihara ketinggian dakwah ini, dan mengajarkan bahwa dakwah ini terus berjalan dengan tidak adanya Rasulullah SAW.

Semua ini tak lain merupakan buah dari dakwah Beliau, yang melaksanakan dakwah selama 23 tahun, lalu Rasulullah SAW dijemput-Nya, dikekalkan-Nya agama ini sampai akhir zaman. Dakwah terus berjalan dengan penuh geloranya karena telah adanya Alquran dan assunnah yang merupakan warisan kekal sepanjang zaman dan sejarah manusia. 

Mengapa generasi pertama dalam dakwah ini mempunyai karakter yang khas, dan tidak akan pernah terjadi lagi sesudahnya? Sebab, mereka berinteraksi langsung dengan Rasulullah SAW dan menerima wahyu (Alquran) dan mengamalkannya. Mereka mengambil Alquran sebagai sumber bagi kehidupannya. Tidak mengambil sumber dari sumber-sumber yang bathil buatan manusia.

Alquran menjadi satu-satunya sumber bagi kehidupan mereka, menjadi ukuran, dan dan dasar berpikir mereka. Ketika itu, bukan manusia tidak memiliki peradaban di bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Justru saat itu peradaban Romawi, ilmu pengetahuan, dan hukum Romawi, yang sekarang masih menjadi ciri atau ideologi Eropa. Bahkan terdapat pengaruh peradaban Yunani, yang begitu kuat, di dalam kehidupan, sumber peradaban materi, yang sekarang terus mengalami dekadensi yang menuju kehancurannya.

Mengapa generasi pertama dakwah ini membatasi diri dan tidak mau menerima berbagai peradaban dan pemikiran yang sudah sangat maju? Rasulullah SAW ingin membentuk sebuah generasi baru yang dikenal dengan generasi Qurani. Mereka yang benar- benar hidup di bawah naungan Alquran. Tidak hidup di bawah pengaruh atau terkontaminasi dengan peradaban Romawi dan Yunani yang merupakan induk dari peradaban materialisme. Ada peradaban India, Cina, Romawi, Yunani, Persia, semuanya mengelilingi jazirah Arab dari Utara dan Selatan. Agama Yahudi dan Nasrani juga hidup di jazirah Arab, yang melahirkan peradaban dan budaya paganisme. 

Rasulullah SAW ingin membentuk sebuah generasi baru yang akan menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia sepanjang sejarahnya. Tidak mungkin Islam akan dapat menjadi sebuah peradaban baru, yang akan membebaskan manusia dari segala bentuk perbudakan yang ada. Rasulullah SAW hanya membatasi para sahabat dengan Alquran dan nilai-nilai kemuliaan yang ada dalam Alquran. 

Alquran telah menciptakan sebuah kehidupan baru bagi bangsa-bangsa di dunia. Inilah warisan dari generasi Qurani yang langsung dididik oleh Rasulullah SAW, yang bangkit melawan berbagai bentuk penyimpangan, kesesatan dan kedurhakaan terhadap Allah SWT. 

Karena itu, sebagai kaum muslim, kita punya tugas untuk meneladani apa yang sudah Baginda Rasulullah SAW contohnya. Mencetak generasi Qurani di masa mendatang adalah hal yang penting dilakukan. Kalangan orang tua, pendidik, dan masyarakat bisa mengenalkan Alquran sejak dini. 

Sebab, masa kanak-kanak merupakan fase yang paling subur untuk melakukan pembinaan keilmuan dan pemikiran. Pada masa ini, daya tangkap dan daya serap otak mereka berada pada kemampuan maksimal; dada mereka lebih longgar dan lebih hapal terhadap apa yang mereka dengar. 

Agar para orangtua dapat mengarahkan anak melangkah menuju ilmu, belajar, serta mencintai ilmu dan ulama, ada beberapa hal penting yang harus ditempuh seperti berikut ini.

  1. Tanamkan bahwa menuntut ilmu adalah perintah Allah SWT.

  2. Tanamkan bahwa Alquran adalah sumber kebenaran. Alquran sebagai sumber kebenaran (QS Al-Maidah [5]: 48) sejak awal harus disampaikan oleh orang tua kepada anak. Semua yang benar menurut Alquran itulah yang harus dan boleh dilakukan. Ini memerlukan keteladanan orang tua.

  3. Ajarkan metode belajar yang benar menurut Islam. Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menjelaskan dalam kitab As-Syakhshiyah al-Islâmiyyah jilid 1 bahwa Islam mengajarkan metode belajar yang benar, yaitu: (a) Mempelajari sesuatu dengan mendalam hingga dipahami apa yang dipelajari dengan benar. (b) Meyakini ilmu yang sedang dipelajari hingga bisa dijadikan dasar untuk berbuat. ( c) Sesuatu yang dipelajari bersifat praktis, bukan sekadar teoretis, hingga dapat menyelesaikan suatu masalah.

  4. Memilihkan guru dan sekolah yang baik bagi anak. Guru adalah cermin yang dilihat oleh anak sehingga akan membekas di dalam jiwa dan pikiran mereka. Guru adalah sumber pengambilan ilmu. Meski demikian, tentulah guru yang paling pertama dan utama adalah orang tuanya dan sekolah yang paling pertama dan utama adalah rumah tempat tinggalnya bersama orang tua.

  5. Mengajari anak untuk memuliakan para ulama. Abu Umamah ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda (yang artinya): ”Ada tiga manusia, tidak ada yang meremehkan mereka kecuali orang munafik. Mereka adalah orangtua, ulama, dan pemimpin yang adil” (HR ath- Thabrani). Ulama adalah pewaris para nabi. Memuliakan dan menghormati mereka, bersikap santun dan lembut di dalam bergaul dengan mereka adalah di antara adab yang harus dibiasakan sejak kanak- kanak.

  6. Membiasakan seluruh keluarga membaca dan menghapal ayat-ayat Alquran dan hadis Nabi SAW. Dalam membina akidah anak, mengajarkan Alquran dan hadis Nabi SAW adalah hal yang utama dalam membentuk mentalitas anak. Keduanya merupakan sumber untuk menghidupkan ilmu yang akan menyinari dan menguatkan akal. 

Jika semuanya dilakukan sesuai dengan tuntunan Alquran, diharapkan upaya untuk terus mencetak generasi Qurani di masa mendatang dapat terwujud. Dengan demikian, harapan untuk menjadi bangsa yang tetap menjaga peradaban sesuai ajaran Islam akan tetap terjaga.